Menkeu Sebut Ekonomi RI Tahun Depan Diadang Ketidakpastian Global
JAKARTA, iNews.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kembali menjelaskan sejumlah asumsi makro ekonomi dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2019. Dalam penyampaian asumsi makro ini, Sri Mulyani bersikukuh mempertahankan asumsi yang pernah disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada agenda Nota Keuangan 16 Agustus 2018.
"Kami masih tidak mengubah karena ini disampaikan di nota keuangan, meskipun kami menyampaikan growth (pertumbuhan ekonomi) 5,3 persen ini tentu menghadapi downside risk seperti yang disampaikan sebelumnya," ujar Sri Mulyani saat rapat kerja (raker) bersama Komisi XI DPR RI, Jakarta, Senin (10/9/2018).
Dia menjabarkan, gejolak global masih mengganggu stabilitas perekonomian Indonesia. Hal ini disebabkan kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menginginkan sektor manufaktur kembali ke negaranya. Kemudian perang dagang AS-China yang masih berlanjut, serta kebijakan Bank Sentral AS yang akan menaikan suku bunganya sebanyak dua kali lagi dalam tahun ini turut memberi sentimen negatif terhadap ekonomi negara berkembang, termasuk Indonesia
"Tahun 2019, kita masih diadangkan oleh kondisi perekonomian global yaitu kenaikan suku bunga acuan, trade war, dan pertumbuhan global ekonomi yang mungkin akan alami revisi karena adanya downside risk," katanya.
Selain itu, tahun 2019, Indonesia bakal menghadapi euforia tahun politik di mana digelar pemilihan presiden (pilpres). Dengan kondisi tahun politik, maka akan memengaruhi iklim investasi karena para investor akan lebih memilih bersikap wait and see.