Menkeu Sebut Ekonomi RI Tahun Depan Diadang Ketidakpastian Global
"Karena juga tahun 2019 dipersepsikan sebagai tahun politik, mungkin juga akan menimbulkan adanya dinamika dari persepsi para pelaku ekonomi," ucapnya
Dari kejadian yang disampaikan, Bendahara Keuangan Negara ini di tahun depan akan lebih memfokuskan pada stabilisasi dibandingkan optimalisasi alokasi dana APBN.
"Namun, dari koalisi pemerintah, karena kita melihat adanya situasi dinamika yang dilihat meningkat pada semester II, kebijakan fiskal pemerintah akan lebih mementingkan fungsi stabilisasi dibandingkan fungsi alokasi dan distribusi," ujarnya.
Untuk 2019, sesuai dengan nota keuangan, pemerintah masih mempertahankan asumsi pertumbuhan ekonomi di 5,3 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Namun, untuk asumsi ekspor dan impor, dia mengakui ada sedikit penurunan.
Oleh sebab itu, pemerintah selama setahun ke depan tetap fokus pada perbaikan defisit transaksi berjalan (current account defisit/CAD) dan neraca perdagangan.
"Kami menggunakan growth 5,3 persen, dengan komposisi agregat demand adalah konsumsi rumah tangga diperkirakan akan tumbuh di atas 5 persen yaitu 5,1 persen. Konsumsi pemerintah di 5,4 persen, PNBP atau investasi akan tetap tumbuh momentum di 7 persen, ekspor di 6,3 persen sedikit lebih melemah dari 2017, sedangkan impor 7,1 persen juga lebih melemah," ujarnya.
Editor: Ranto Rajagukguk