Menristekdikti: Paten dari Startup Indonesia Nomor 1 di Asia Tenggara
Salah satu startup binaan Kemenristekdikti di bidang pangan berhasil mengimpor tempe buatannya ke Korea Selatan. Pasalnya, startup tersebut bisa membuat tempe yang daya tahannya mencapai satu bulan.
"Tempe sekarang permintaan dari luar negeri untuk impor dari Indonesia, tadinya cuma tahan 3-4 hari sekarang bisa tahan satu bulan," kata dia.
Kemudian dari bidang transportasi, startup Indonesia berhasil membuat motor listrik yang dinamai Gesit. Baterai Gesit didesain removable sehingga memudahkan penggantian selama perjalanan dan menghilangkan kekhawatiran terkait daya jelajah.
Gesit menggunakan baterai Lithium Ion 5.000 Wh dengan waktu charging 3-4 jam. Performa baterai dan motor listrik pada Gesits dapat dipantau menggunakan smartphone berbasis Android.
"Di laut kita ada kapal plat datar. Sedang berlayar dari Jakarta menuju Bintuni Papua. Ini luar biasa. Bahkan mengarungi laut yang ombaknya 14 meter," ucapnya.
Selain itu di bidang energi, Indonesia sedang mengupayakan renewable energy yang berasal dari minyak kelapa sawit untuk dijadikan bahan bakar minyak (BBM). Hal ini dapat mengurangi impor BBM yang saat ini impor BBM Indonesia mencapai 1.000 barel per tahunnya setara 17 miliar dolar AS atau Rp250 triliun.
"Kalau bisa BBM dari palm oil berarti ke depan Indonesia tidak perlu impor BBM lagi kita dorong ini. Kalau BBM sudah tidak impor lagi maka pengguna motor berubah menggunakan motor Gesit. Motor bensin tinggalkan, beralih kepada motor listrik," tuturnya.
Editor: Ranto Rajagukguk