Pasokan Gula Rafinasi Terhenti, Industri Kecil Perlahan Tutup Usaha

Suyono memastikan, IKM sudah merugi tak terhitung akibat tidak adanya bahan baku gula rafinasi, termasuk tidak mampu membayar cicilan ke bank karena tidak ada pendapatan karena tidak berproduksi.
"Kerugian besar. Akibatnya cicilan mobil untuk operasional pengiriman barang sudah tidak terbayar. Estimasinya sudah sampai ratusan miliar," kata Suyono.
Suyono memperkirakan, hal itu terjadi karena pemerintah tidak segera membuka keran impor gula rafinasi, termasuk diperparah dengan permainan oknum tertentu yang justru membuat gula rafinasi yang seharusnya untuk kebutuhan industri, malah dijual secara bebas ke pasaran.
"Tetapi sekarang masih mengalir ke pedagang yang tidak resmi. Mereka dapat 2-3 truk per hari. Yang resmi malah tidak dikasih. Ini ada masalah distribusi yang tidak benar, karena justru pasar gelap yang menguasai barang-barang rafinasi," ujarnya.
Oleh karena itu, Suyono berharap pemerintah segera mengambil langkah agar gula rafinasi ini bisa segera masuk ke IKM. Jika tidak, maka kebutuhan produk makanan dan minuman saat Ramadan dan Lebaran tahun ini tidak akan terpenuhi. "Harapannya pemerintah cepat beri kuota impor untuk gula rafinasi segera diturunkan. Agar IKM pemakai gula rafinasi segera produksi. Ini sudah mau bulan puasa," katanya.
Editor: Ranto Rajagukguk