PLN: Konsumsi Listrik Nasional Masih Rendah
Dia menambahkan, konsumsi listrik per kapita Indonesia akan meningkat jika didukung dengan pertumbuhan ekonomi yang juga meningkat. Sementara pertumbuhan ekonomi akan meningkat jika didukung dengan pertumbuhan industri.
“Di sini pentingnya peran industri karena mereka akan menyerap listrik yang banyak,” kata dia.
Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Tumiran mengatakan, untuk meningkat kan konsumsi listrik perlu adanya sinergi antara pemerintah. Pasalnya, setiap kementerian/lembaga mempunyai kewenangan berbeda. Di satu sisi kapasitas pembangkit harus ditingkatkan, tapi di sisi lain listrik tidak terserap.
“Ini pentingnya pertumbuhan industri untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Negara yang maju pertumbuhan ekonomi idealnya 7 persen,” kata dia.
Tumiran mengatakan, untuk meningkatkan pertumbuhan industri atau menciptakan kawasan industri tak lepas dari peran pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perindustrian bersama stakeholder lainnya. Dengan pertumbuhan industri yang pesat tentu program 35.000 MW akan terserap. Sebab program 35.000 MW dihitung berdasarkan pertumbuhan ekonomi se besar 7 persen.
“Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tentu akan mendorong mempercepat pembangunan proyek-proyek pembangkitnya,” katanya.
General Manajer PLN Distribusi Jakarta Raya M Ikhsan Asa’ad mengatakan, pertumbuhan konsumsi listrik di Jakarta tumbuh 3 persen dengan rata-rata 3 terrawatt hour (tWh) per bulan. Pertumbuhan konsumsi listrik ini didorong masuknya industri-industri baja. Tak hanya itu, pertumbuhan konsumsi listrik Jakarta ditopang kondisi pariwisata.
“Sekarang trennya sudah mulai meningkat. Jadi kalau dilihat penyerapannya sudah cukup baik,” kata dia. (Nanang Wijayanto)
Editor: Rahmat Fiansyah