Pulihkan Ekonomi, China Gelontorkan Rp10.500 Triliun dari Stimulus Tak Terpakai
BEIJING, iNews.id - Pemerintah China telah mengumpulkan triliunan yuan dalam bentuk dana stimulus yang tidak terpakai hingga Agustus 2020. Jumlah dana yang menganggur akan digunakan sebagai modal kekuatan fiskal untuk merangsang pemulihan ekonomi, di mana China telah memimpin pemulihan dunia dari guncangan Covid-19.
Melansir Bloomberg, Rabu (23/9/2020), pemerintah China telah menjual obligasi dalam jumlah besar tahun ini untuk membiayai stimulus ekonomi, tetapi sulit menemukan proyek yang dapat dimulai segera dan juga menghasilkan pengembalian dengan cepat. Akibatnya, simpanan di semua tingkat pemerintahan membengkak menjadi 4,8 triliun yuan (Rp10.500 triliun) hingga akhir Agustus.
“Dana tersebut pasti akan digunakan. Pengeluaran fiskal dari September-Desember akan meningkat, yang mengarah ke suntikan bersih sekitar 2 triliun yuan ke dalam ekonomi dan pasar keuangan,” ujar Xing Zhaopeng, ekonom dari Australia and New Zealand Banking Group di Shanghai.
Penggunaan tumpukan dana direncanakan membantu ekonomi terbesar kedua di dunia itu untuk tumbuh di tengah kekhawatiran kebangkitan kembali wabah Covid-19 dan hubungan yang memburuk dengan Amerika Serikat (AS). Pertumbuhan ekonomi China juga akan membantu pemulihan dunia, karena pasar domestik yang kuat akan menghasilkan lebih banyak lagi impor.
Begitu dana itu dibelanjakan, maka akan mendukung aktivitas ekonomi dan meningkatkan likuiditas di pasar keuangan, membantu bank-bank yang telah berjuang ketika bank sentral menarik kembali stimulus moneter. Pemerintah China juga berencana menjual 3,75 triliun yuan obligasi khusus baru untuk membayar belanja infrastruktur tahun ini. Namun, seperti tahun-tahun sebelumnya akan sulit menemukan proyek yang dapat dimulai dengan cepat.
Kementerian Keuangan China mengatakan, belanja pemerintah lebih lambat dari tahun-tahun sebelumnya. Ada tanda-tanda bahwa hal ini mengganggu perekonomian, ditambah dengan laju investasi infrastruktur melambat selama tiga bulan berturut-turut hingga Agustus dari tahun sebelumnya,
“Belanja fiskal perlu dipercepat. Dana tersebut dapat digunakan dalam tiga cara, yaitu investasi yang dipimpin pemerintah, subsidi untuk usaha kecil dan untuk operasi normal fungsi pemerintah. Pengeluaran akan berlanjut pada triwulan keempat, maka simpanan pemerintah akan menurun dalam beberapa bulan mendatang,” kata ekonom Bloomberg, David Qu.
Editor: Ranto Rajagukguk