Raja Salman Tekankan Pentingnya Ekonomi Hijau usai Pemulihan Pandemi Covid-19
Kerajaan Saudi secara resmi akan meluncurkan Program Nasional Ekonomi Karbon Sirkuler yang berdedikasi mengkonsolidasikan dan mempercepat momentum menuju keberlanjutan secara holistik.
"Kami meminta negara lain untuk bekerja bersama kami untuk membantu mencapai tujuan program ini, yakni mengatasi perubahan iklim sambil terus menciptakan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan umat manusia," tambahnya.
Pada 2012, Arab Saudi telah meluncurkan Program Efisiensi Energi Saudi, sebuah landasan pengurangan emisi dalam kerangka CCE.
"Di Kerajaan, kami memiliki banyak inisiatif yang menangkap karbon dan mengubahnya menjadi bahan baku yang berharga. Ini termasuk pabrik pemurnian CO2 terbesar di dunia yang dibangun Saudi Basic Industries Corporation (SABIC) dengan kapasitas 500.000 ton per tahun dan rencana pemulihan minyak Saudi Aramco yang ditingkatkan dengan emisi CO2 800.000 ton per tahun," kata Salman.
Demikian juga, di NEOM, Arab Saudi sedang mengembangkan pabrik hidrogen hijau terbesar.
Menyadari peran penting sekuestrasi karbon berbasis alam, Kerajaan Saudi telah mendukung tujuan ambisius untuk melestarikan, memulihkan, dan mengelola 1 miliar hektar lahan terdegradasi secara berkelanjutan pada tahun 2040.
"Selain itu, kami memiliki rencana besar untuk energi terbarukan, termasuk angin dan matahari yang akan menghasilkan 50% listrik untuk Saudi pada tahun 2030," tukas Salman.
Editor: Dani M Dahwilani