Satu Tahun Jokowi-Ma’ruf, Pembentukan Holding BUMN Direspons Positif
Eko menyebut, dari enam holding BUMN yang berhasil direstrukturisasi membuat aset perusahaan semakin bertambah. Namun, bila aset tersebut dibandingkan dengan kontribusi laba bagi negara, kinerjanya belum signifikan dibanding sebelum holding. Ini menggambarkan optimalisasi manajemen perusahaan harus terus diakselerasi.
"Nah, yang belum terlihat adalah output dan outcome-nya, yaitu holding BUMN-BUMN tersebut belum mampu memperbaiki kinerja keuangan melalui kontribusi laba yang belum meningkat, terutama jika dibandingkan dengan aset mereka yang besar," ujarnya.
Eko menyarankan, perlu adanya optimalisasi kinerja BUMN dengan pengelolaan yang lebih efisien, serta fokus pada core business masing-masing perusahaan. Erick secara gamblang mengatakan, kontribusi BUMN terhadap perekonomian nasional secara konsisten mampu memberikan angka di atas 16 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sejak 2018.
Selama lima tahun terakhir aset BUMN mengalami kenaikan yang signifikan. Pada 2015 aset BUMN tercatat Rp5.760 triliun dan menjadi Rp8.734 triliun di 2019. Angka ini menunjukan selama lima tahun terakhir aset BUMN tumbuh sebesar 51,63 persen atau rata-rata per tahunnya 11 persen.
Ekuitas BUMN juga naik signifikan. Hingga akhir 2019, total ekuitas seluruh BUMN mencapai Rp800 triliun. Sementara, laba bersihnya mencatatkan senilai Rp152 triliun. Meski begitu, angka ini menurun bila dibandingkan dengan periode yang sama 2018 yang mencapai Rp189 triliun.
Editor: Ranto Rajagukguk