Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Investasi di Jakarta Tembus Rp204 Triliun, Jadi Daya Tarik Ekonomi Nasional
Advertisement . Scroll to see content

Sri Mulyani Wanti-wanti Ekonomi 2024 Optimistis tapi Tetap Waspada, Apa Alasannya?

Jumat, 22 Desember 2023 - 13:21:00 WIB
Sri Mulyani Wanti-wanti Ekonomi 2024 Optimistis tapi Tetap Waspada, Apa Alasannya?
Sri Mulyani Wanti-wanti Ekonomi 2024 (Foto: iNews.id)
Advertisement . Scroll to see content

Jika dilihat dari konstelasi perekonomian dunia, ekonomi-ekonomi terbesar dunia semuanya mengalami persoalan struktural dan menghadapi shock dari sisi policy-driven, seperti kenaikan suku bunga.

"Maka dari itu kita harus berhati-hati, waspada. Waktu itu, untuk bisa optimistis saja kita perlu untuk mencari alasan, mungkin kita melihatnya dari sisi domestik, demand kita, dari sisi consumption. Ekspor kan kelihatan tahun ini mengalami negative growth," ucap Sri.

Tak hanya itu, impor Indonesia pun mengalami pertumbuhan negatif. Akan tetapi, PMI manufaktur Indonesia masih positif di antara beberapa negara yang disurvei meski ekspor dan impor Indonesia tumbuh negatif. 

"Untuk 2024, dengan situasi tadi, kalau suku bunganya tinggi dan bertahan agak lama, walau sekarang diskusinya 'lamanya berapa lama?'. Tadinya ada yang bilang 24 bulan, 18 bulan, sekarang lebih pendek lagi, bahkan ada harapan penurunan suku bunga di second half next year," kata Sri.

Dia mengatakan, ini memberikan harapan, muncul optimisme. Karena ini menandakan shock terburuk dari kenaikan suku bunga sudah dilewati.

"Persoalan yang barangkali kita perlu lihat, lebih ke masalah fundamental, seperti aging di China itu kan tidak bisa di-reserve dengan policy immediately, kalau masalah properti dan NPL itu juga tidak bisa kalau dilakukan restructuring, tidak akan bisa immediately memberikan pengaruh terhadap growth. Jadi ini masalah fundamental," imbuh Sri.

Selanjutnya adalah masalah fragmentasi dan geopolitik. Ini yang mungkin menyebabkan perekonomian yang sangat terglobalisasi, investasi dan perdagangan tadinya bisa berlalu lalang dan menimbulkan mesin pertumbuhan, sekarang menjadi semakin terfragmentasi. 

"Ini menimbulkan downside risks. Jadi kita harus menghadapi 2024 dengan kondisi eksternal yang tidak friendly dan masalah fundamental," ucap Sri.

Editor: Puti Aini Yasmin

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut