Sumsel dan Kalsel Paling Siap Dioptimalkan Lahan Rawanya
Menurut dia, setiap 1.000 ha RWPS akan dikelola oleh satu unit desa, sedangkan untuk 200 ha RWL dikelola oleh satu unit desa. Sebab, tidak mungkin 550.000 ha dikelola semuanya oleh pemerintah daerah atau pusat.
“Kami akan fokus di daerah tersebut. Paling siap adalah Sumatera Selatan dan Kalimantan Selatan, tapi yang lain juga siap. Kami targetkan minimal bisa panen dua kali setahun atau lima kali dalam dua tahun,” kata Indah.
Budi daya di lahan rawa akan jauh lebih baik dibandingkan dengan di Jawa. Pasalnya, Kementan sudah menyiapkan skema yang berbeda di mana setiap lahan RWL dan RWPS dilengkapi dengan saluran irigasi, pompa air, dan ekskavator. Selain itu, lahan rawa juga akan menggunakan 100 persen mekanisasi dan memperkecil tenaga kerja yang menggarap sawah dengan harapan jauh lebih efisien untuk biaya produksiya.
Lahan RWL dan RWPS juga memiliki perbedaan dalam sistem budidayanya. Pada lahan RWL menggunakan sistem pengairan yang tertutup agar lebih terkontrol, sedangkan lahan RWPS menggunakan sistem pengarus jadi ada sirkulasi.
"Kendala dalam pengembangan lahan rawa di antaranya menetralkan tingkat keasaman lahan rawa yang tinggi dan memilih komoditas tanaman yang cocok ditanami di area semacam ini," ujar Indah.
Editor: Ranto Rajagukguk