Survei: 30 Persen Masyarakat Menengah Atas Akan Pasang Listrik Atap
JAKARTA, iNews.id - Penerapan panel surya atap di Indonesia sejak dulu sudah diwacanakan. Pemerintah pun tengah membuat aturan mengenai hal ini. Namun apakah masyarakat sudah mengerti mengenai panel surya atap?
Business Director TNS Astiti Suhirman mengatakan, berdasarkan survei yang pihaknya lakukan terhadap 500 orang kelas menengah ke atas ditemukan 53 persen masyarakat sudah mendengar mengenai hal ini melalui berbagai media.
"Secara spontan kita tanya, hanya 53 persen dari target masyarakat yang kami tanyai. Sisanya belum pernah dengar sama sekali," ujarnya dalam paparan hasil surveinya di Double Tree Hotel, Jakarta, Rabu (10/10/2018).
Ia melanjutkan, masyarakat telah mengetahui bahwa panel surya atap (PSA) ini dapat mengurangi biaya listrik. Pasalnya, listrik yang dihasilkan secara gratis karena bersumber dari sinar matahari.
Berdasarkan survei ini juga ditemukan masyarakat tertarik dengan PSA ini namun belum merasa harus memiliki. Sebab, masyarakat masih berpersepsi pemasangan PSA akan memerlukan banyak biaya dan tidak yakin dengan ketahanan teknologinya.
"Jadi memang program knowledge masih kurang, dan merasa tidak yakin teknologinya bakal bertahan berapa lama. Jadi memang masyarakat kita masih kurang knowledge soal PSA," ucapnya.
Ia melanjutkan, sebanyak 30 persen sampel tertarik untuk membeli dan memasang PSA di atap rumahnya. Namun, begitu mengetahui harga PSA sebesar Rp15 juta per kw, masyarakat yang ingin membeli justru menurun.
"Bagi mereka Rp15 juta besar. Jadi ada beberapa orang yang tidak jadi beli, hanya 20 persen yang masih mau beli dengan harga Rp15 juta," kata dia.
Kemudian, pihaknya memberikan informasi mengenai manfaatnya bagi lingkungan, dapat mengurangi tagihan listrik, dan bisa balik modal selama 10 tahun. Keinginan masyarakat untuk membeli naik menjadi sekitar 30 persen.
"Jadi 30 persen adalah target market kita saat ini, potential buyers. Dan hanya 2 persen yang benar-benar early adopter dengan harga dan manfaat yang kita tawarkan," tuturnya.
Kendati demikian, masyarakat yang menjadi sample dari survei ini mau memasang PSA jika pemerintah membuat kebijakan mengenai hal tersebut. Sebab, dengan adanya dukungan dari pemerintah, masyarakat lebih percaya terhadap fungsi PSA.
"Kemudian kita juga tanya ada kebijakan pemerintah dan insentif tinggi. Mereka juga masih tetap pasang walaupun kenaikannya sedikit," ucapnya.
Editor: Ranto Rajagukguk