Tarif Tol Trans Jawa Dinilai Tak Ramah Kantong bagi Angkutan Logistik
JAKARTA, iNews.id - Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) menilai tarif tol terutama Trans Jawa yang sudah beroperasi komersial belum ekonomis untuk angkutan logistik. Hal ini membuat pengemudi truk lebih memilih untuk lewat jalan biasa.
Wakil Ketua Umum Aptrindo Bidang Distribusi dan Logistik Kyatmaja Lookman mengatakan, penggunaan jalan tol menghabiskan sekitar Rp1,2-1,8 juta untuk kendaraan golongan II, III, IV, dan V. Dengan demikian, untuk membayar jalan tol menghabiskan 20 persen dari ongkos angkut yang sebesar Rp6-7 juta dari Jakarta-Surabaya.
Sementara, dari ongkos angkut tersebut supir truk mendapatkan Rp2,5-3 juta untuk ongkos jalan. Jika ongkos jalan ini digunakan untuk membayar tol maka menghabiskan sekitar 50 persen, belum untuk membeli bahan bakar minyak (BBM), makan, dan sisanya untuk ongkos tambahan sopir. Hal ini membuat sopir truk memilih menggunakan jalan biasa.
"Bukan percuma (adanya jalan tol) saya rasa nilai ekonomisnya belum masuk," ujarnya saat dihubungi iNews.id, Minggu (3/2/2019).
Namun, jika pembayaran tol dibebankan oleh perusahaan angkutan juga merugikan perusahaan. Pasalnya, dengan hanya mengantongi Rp3,5-4 juta perusahaan mendapat untung sekitar 8 persen. "Suruh bayar 20-25 persen ke tol bisa-bisa malah kita tombok," tuturnya.