Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Mentan Gencarkan Operasi Pasar hingga Harga Beras di Bawah HET
Advertisement . Scroll to see content

Terima Bintang Mahaputera, Amran Sulaiman: Ini untuk Petani Indonesia

Kamis, 12 November 2020 - 07:05:00 WIB
Terima Bintang Mahaputera, Amran Sulaiman: Ini untuk Petani Indonesia
Mantan Menteri Pertanian, Amran Sulaiman menerima penghargaan Bintang Mahaputera Adipradana dari Presiden Jokowi. (Foto: Ist)
Advertisement . Scroll to see content

Kementan telah menyusun roadmap pembangunan pertanian komoditas jangka panjang. Pada dokumen tersebut disebutkan pada 2017 tidak ada impor beras, jagung, cabai dan bawang merah, 2019 tidak impor gula konsumsi, 2025 tidak impor gula industri, 2027 tidak impor daging sapi dan bahkan pada  2045 ditargetkan menjadi lumbung pangan dunia.

Guna mewujudkan nawacita dan roadmap jangka panjang, beberapa kebijakan strategis yang ditempuh: (1) merevisi regulasi yang menghambat, (2) membangun infrastruktur irigasi 3,2 juta hektar, cetak sawah dan mekanisasi secara besar-besaran alat dan mesin minimal 80 ribu unit pertahun, (3) memperkuat sistem budidaya dan pasca panen, (4) penataan tata niaga pangan, (5) mengendalikan impor dan mendorong ekspor.

Kebijakan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah/beras dan program Serap gabah (Sergab) telah melindungi petani dari harga jatuh di saat panen raya dan memperkuat stock pangan. Harga gabah di saat panen raya stabil dan demikian juga stock beras saat ini 2,1 juta ton cukup aman sampai dengan Mei 2017.

Walaupun apda 2015 pertanian Indonesia dalam kondisi El-Nino, Program Upaya Khusus (Upsus) ternyata meningkatkan produksi pangan. Produksi padi 2015 naik 6,42 persen, jagung naik 3,18 persen dan kedelai naik 0,86 persen dibandingkan 2014. 

Empat program, yakni irigasi, bantuan alsintan, subsidi pupuk, pendampingan dan lainnya dengan tingkat kepuasan petani 76,8 persen kepuasan tertinggi pada pendampingan sebesar 89,6 persen (INDEF 2016). Demikian juga survei CSIS kepuasan terhadap pemerintahan Jokowi selama dua tahun naik dari 50,6 persen menjadi 66,5 persen dan petani menjadi lebih optimistis dan bahagia.

Keberhasilan program diakui The Economist Intelligence Unit yang menunjukkan indeks ketahanan pangan global atau Global Food Security Index (GFSI) tahun 2016 Indonesia meningkat dari peringkat ke 74 menjadi ke 71 dari 113 negara. Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami perubahan terbesar pada indeks keseluruhan.

Editor: Rahmat Fiansyah

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut