The Fed Buka Balance Sheet, Pasar Obligasi dan Saham Akan Bergejolak
JAKARTA, iNews.id - Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed, masih melakukan normalisasi kebijakannya. Namun, jika beberapa tahun lalu dengan cara menaikkan suku bunga acuannya (Fed Funds Rate/FFR) kini mulai melalui balance sheet reduction (pengurangan neraca keuangan).
Pada krisis ekonomi global 2008 lalu, The Fed mencetak uang secara besar-besaran untuk membeli aset-aset berupa obligasi dari seluruh dunia. Namun, saat ini The Fed melakukan balance sheet reduction dengan menjual kembali obligasi-obligasi yang pernah dibelinya.
Ekonom dari Universitas Indonesia Fithra Faisal Hastiadi mengatakan, kebijakan tersebut ke depan dapat mengancam pasar obligasi dan pasar saham. Pasalnya, aset-aset obligasi dan saham yang selama ini dipegang AS akan dijual kembali ke pasar sehingga membuat harga obligasi turun dan suku bunga obligasi naik.
"Mereka punya potensi menekan pasar obligasi. Aset yang mereka kurangi di pasar membuat harga aset akan turun itu akan menyebabkan suku bunga naik terutama di jangka pendek," ujarnya saat dihubungi, Jakarta, Sabtu (23/2/2019).
Meskipun kebijakan yang diambil ini membuat AS dapat menunda terjadinya krisis ekonomi karena penjualan aset dilakukan secara perlahan tapi konisten. Namun, begitu pasar menerima sinyal AS mulai menjual asetnya sebagai langkah moneternya tentu akan direspons negatif oleh pasar.