Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Said Iqbal Ungkap Alasan KSPI-Partai Buruh Pilih Gelar Aksi di JCC, Bukan DPR
Advertisement . Scroll to see content

Tolak Omnibus Law, KSPI Siap Gugat ke MK jika Aturan Terbit

Minggu, 16 Februari 2020 - 19:39:00 WIB
Tolak Omnibus Law, KSPI Siap Gugat ke MK jika Aturan Terbit
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal. (Foto: iNews.id)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) bakal menempuh jalur hukum jika Rancangan Undang-Undang (RUU) Omnibus Law Cipta Kerja disahkan. Nantinya, KSPI langsung mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK) terkait RUU tersebut.

Presiden KSPI Said Iqbal mengatakan, pihaknya secara tegas menyebut, RUU Cipta Kerja yang saat ini drafnya telah diterima oleh pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan menunggu untuk dibahas tidak adil bagi para buruh.

"Secara hukum kami akan melakukan judicial review formil untuk membatalkan undang-undang itu ke MK," ujar Said di Jakarta, Minggu (16/2/2020).

Dia juga menyebut bahwa pihaknya sudah siap untuk mengajukan gugatan tersebut ke MK. Said mengklaim bahwa pihaknya telah menyiapkan Pasal-pasal yang dinilai merugikan buruh yang ada dalam RUU Cipta Kerja.

"Judicial review untuk materil juga akan kami sampaikan terkait pasal mana saja yang akan kami minta dibatalkan ke MK," kata dia.

Said menuturkan, sebagai warga negara, menempuh jalur hukum adalah salah satu hak setiap warga negara. Tidak hanya itu, KSPI juga akan mengawasi perkembangan pembahasan RUU Cipta Kerja

"Bahkan kami akan lakukan aksi besar seperti menghentikan produksi, tapi kami akan lakukan tertib dan damai sesuai aturan," ucap Said.

Setidaknya ada sembilan alasan KSPI menolak RUU Cipta Kerja, di antaranya hilangnya upah minimum kerja, dan dana pesangon. Beleid tersebut mendorong penggunaan outsourcing, jam kerja yang eksploitatif, penggunaan tenaga kerja asing (TKA) sebagai buruh kasar yang bebas.

Selain itu, ada pemutusan hak kerja (PHK) yang dipermudah, hilangnya jaminan sosial bagi buruh khususnya jaminan kesehatan dan pensiun, karyawan kontrak yang tidak terbatas, serta sanksi perusahaan yang dihilangkan.

Editor: Ranto Rajagukguk

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut