Waspada, Pertumbuhan Ekonomi yang Melemah Diprediksi Berlanjut Hingga Akhir Tahun
Dengan kondisi tersebut, Bima mengatakan tren perlambatan ekonomi masih mungkin terjadi di kuartal ke IV yakni hanya tumbuh 4,8 persen smapai 4,97 persen meski ada libur panjang natal tahun baru.
Kemudian, Ia juga menyebutkan bahwa kinerja ekspor yang alami kontraksi diperkirakan berlanjut juga. Hal ini lantaran perkembangan negara mitra dagang tradisional seperti China, Jepang, AS dan Uni Eropa belum rebound sepenuhnya.
"Impor yang turun bukan berita baik, karena impor bahan baku masih diperlukan oleh industri manufaktur domestik. Kalau impornya terus turun maka jadi lampu kuning, industri manufaktur diluar dari hilirisasi nikel akan tertekan jangka menengah," ungkap Bhima.
Sebelumya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan terdapat Faktor utama penurunan ini, yaitu perlambatan ekonomi global. Meski demikian, beberapa mitra dagang utama Indonesia tetap mencatat pertumbuhan positif, walaupun dalam skala yang lebih lambat.
Secara rinci, PDB Indonesia berdasarkan harga berlaku mencapai Rp5.296 triliun, sedangkan pada harga konstan mencapai Rp3.124,9 triliun. Sektor-sektor unggulan dalam perekonomian Indonesia, seperti industri pengolahan (5,20 persen), pertanian (1,46 persen), perdagangan (5,08 persen), pertambangan (6,95 persen), dan konstruksi, tetap tumbuh.
Editor: Jeanny Aipassa