Bantah Disebut Tampar Murid, Guru di Subang: Kami Hanya Mendidik Anak Ini Sering Melanggar
"Saya tidak membenarkan anak saya melanggar aturan, tapi bukan berarti boleh ditampar sampai tiga kali di depan teman-temannya," ujar sang ibu.
Di sisi lain, pihak guru membantah telah melakukan kekerasan berlebihan. Guru tersebut mengaku hanya memberikan teguran fisik ringan karena siswa tersebut kerap melakukan pelanggaran sejak kelas 7, termasuk merokok dan melompati pagar sekolah.
"Kami hanya ingin mendidik, bukan menyakiti. Tapi memang anak ini sudah sering melanggar aturan," ucap guru.
Wakil kepala sekolah mengatakan bahwa tindakan kekerasan dalam bentuk apapun tidak dibenarkan di lingkungan sekolah. Namun, dia juga mengakui bahwa insiden ini merupakan puncak dari akumulasi pelanggaran yang dilakukan siswa tersebut.
"Kami tidak membenarkan kekerasan, tapi ini mungkin bentuk pendisiplinan yang paling keras yang pernah terjadi di sekolah kami," ucapnya.
Setelah perdebatan yang cukup panjang, kedua belah pihak akhirnya sepakat untuk berdamai. Proses mediasi difasilitasi langsung oleh kepala sekolah, dan berakhir dengan saling memaafkan antara guru dan orang tua murid.
Editor: Kurnia Illahi