Respons Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi soal Camat Asemrowo Dituding Sembunyikan Perempuan
Lokasi lain yang ditertibkan termasuk area di bawah Jembatan Tol Asemrowo dan Rumah Pemotongan Hewan. Namun, saat penertiban bergeser ke lokasi lain, salah satu ormas protes. Bahkan sebelum surat peringatan kedua dikeluarkan, anggota ormas meminta agar penertiban dihentikan.
"Mereka telepon saya dan saya berjanji bertemu mereka hari Senin. Tapi pagi-pagi mereka sudah datang dengan ramai-ramai," kata Amin.
Saat massa ormas tiba, Amin sedang rapat dengan dua stafnya, Alfian dan Devi. Ia meminta waktu untuk menyelesaikan rapat sebelum menemui massa, tetapi suasana malah memanas. Massa menuduh Amin tidak melayani masyarakat, bahkan menuding ada perempuan yang disembunyikan di dalam ruangannya.
"Mereka teriak-teriak, gedor pintu, dan menuduh yang tidak-tidak. Padahal saya sedang rapat bersama staf saya," kata Amin.
Dia menyayangkan tindakan ormas yang memaksa masuk hingga menyebabkan stafnya ketakutan.
Devi, salah satu staf yang hadir saat kejadian, mengaku trauma. Dia menegaskan saat itu, dia bersama Alfian dan camat sedang rapat koordinasi.
"Saat terdengar gedoran dan teriakan, saya lari bersembunyi di bawah meja, bukan karena saya melakukan sesuatu yang tidak pantas, tapi karena takut," kata Devi.
Rekannya Alfian juga membenarkan pernyataan tersebut. "Awalnya mereka mengetuk pintu biasa, tapi lama-lama semakin keras. Saya panik dan takut, jadi saya bersembunyi di belakang pintu," ujarnya.
Editor: Maria Christina