Hadir di Bioskop, Cerpen Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi Jadi Film Milenial
JAKARTA, iNews.id - Geliat perfilman Indonesia semakin hari semakin menarik. Sineas-sineas sudah mulai terstimulasi untuk mengeksplor karya-karya tanpa takut terbentur pada ramuan khas box office yang diinginkan pasar.
Berbagai genre-genre baru selain horor terus bermunculan. Kualitas film dan cerita pun terus meningkat. Penikmat film Indonesia kini ibaratnya tidak perlu khawatir dengan sajian monoton di bioskop-bioskop. Salah satunya adalah film produksi Himaya Studio berjudul "Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi (DMDM)" garapan John de Rantau yang akan segera rilis pada Kamis 18 Juli 2019.
Melalui keterangan tertulis yang diterima, Senin 15 Juli 2019, film DMDM ini berangkat dari sebuah cerpen milik Seno Gumira Ajidarma yang terkenal dan ceritanya amat berkesan bagi masyarakat. Cerpen ini sempat mencuat karena kisahnya yang mewakili zamannya pada saat itu di era 90-an. Cerita ini berkisah tentang Sophie, gadis cantik yang tiba-tiba berada di sebuah Kampung Lapak yang dihuni oleh orang-orang yang bertolak belakang dengan sosoknya.
Pemukiman berhimpit yang dihuni oleh multietnis dari berbagai latar belakang ini, seolah merasakan kehadiran sosok dari luar angkasa, mengobrak-abrik hidup mereka Terutama kaum wanita di kampung Lapak.
Kehadiran Sophie yang membutuhkan studi langsung untuk menyelesaikan tesisnya ini rupanya menjadi sumber petaka bagi gerombolan istri. Sosok sophie yang aduhai adalah selingan segar bagi para suami dan laki-laki baik tua maupun muda. Sayangnya di antara mereka mungkin ada yang kebablasan, mungkin juga tidak, tetapi Sophie sudah keburu menjadi kambing hitam warga. Kehadirannya seketika membuahkan peperangan asumsi, bumbu-bumbu negatif lebih mendominasi situasi.
Himaya Studio amat jeli untuk mengangkat kembali karya Seno Gumira Ajidarma ini ke dalam film di era milenial. Era di mana asumsi masih sering menjadi senjata peperangan baik di dunia nyata maupun dunia maya.
Dalam iklim digital biasanya kabar-kabar beraroma asumsi yang belum terbukti faktanya ini dikenal dengan hoax.
Kehebohan warga akan kehadiran Sophie membuat hidup mereka gunjang-ganjing dan nyaris berubah 180 derajat. Film ini seolah menjadi cermin dengan kebiasaan masyarakat Indonesia yang suka menyalahkan atau mengambinghitamkan sosok baru di dalam lingkungan atas masalah yang dia alami dalam hidupnya. Komedi satir diramu sangat apik dan menggelitik oleh sutradara John de Rantau.
Selain memiliki komposisi cerita yang kuat, tokoh-tokoh di film ini pun diperankan oleh sederet artis senior seperti Mathias Muchus, Yurike Prastika, Yan Widjaya, Inggrid Widjanarko, Anna Tarigan, Ricki Malau, wan Gardiawan, Anne J.Cotto, Anisa Sheban, J. Sebastian dan masih banyak lagi. Sementara itu, sosok Sophie diperankan oleh mantan finalis putri Indonesia 2014, Elvira Devina.
Elvira Devina merasa bangga dipercaya memainkan karakter Sophie yang kuat dan berkelas. Apalagi debut kemunculannya didampingi oleh artis-artis senior lainnya. Film "Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi" akan ditayangkan secara serentak di seluruh Indonesia mulai Kamis 18 Juli 2019.
Sepertinya, harapan film Indonesia akan menjadi tuan rumah di negerinya sendiri sudah bukan hayalan semata. Hal ini terbukti dari seringnya film-film apik dan bergenre baru masuk dalam jajaran film box office Indonesia.
Sinopsis Film:
Sophie, 25 tahun, mahasiswi yang cantik, pintar dan mencintai negerinya. Sedang menyelesaikan tesisnya. Sophie menumbuhkan kecintaan mendalam pada negeri yang memang menjadi Tanah Airnya. Bagi Sophie, Indonesia adalah Negara yang telah membuatnya terpesona. Sophie kian tersihir, baginya kehidupan dalam kampung lapak (gang) adalah magnet, yang terus menyedot pikirannya untuk menjadikan mereka objek tesis. Tanpa disadari oleh Sophie, kehidupan kampung lapak berubah semenjak kehadirannya. Bermula dari satu dua orang, kemudian mewabah dan menjadi kebiasaan nakal para suami yang ada dalam kampung tersebut. Kehidupan kampung menjadi rumit dan konyol, sehingga Pak RT Muchus sebagai pemimpin di kampung tersebut ikut pusing dibuatnya.
Kampung dipenuhi dengan imajinasi dan prasangka. Komunitas Istri, yang tadinya berprasangka dan penuh teka-teki sekarang mendapatkan titik terang. Tetapi, untuk mendapatkan jawaban siapakah sumber penyebab masalah di kampung dan siapa korbannya? Apakah Sophie? Apakah para suami? Ataukah para istri? Anda dapat menyaksikannya sendiri.
Editor: Vien Dimyati