Ini Tips Menyentuh Hati Orang Lain Lewat Storytelling ala Kis Uriel
Misalnya, mulai dari bahasa purba yang sederhana sampai ke lukisan di batu dan dinding, manusia sudah bisa berkomunikasi dan bertutur dengan sesamanya di masa itu. Intinya, storytelling adalah cara kita bercerita hingga membuat suatu budaya. Sebab tanpa budaya yang diceritakan, budaya tersebut akan hilang.
Lantas apa sih yang dibutuhkan untuk menciptakan storytelling yang baik? Menurut Kis ada dua teknik utama yang dibutuhkan yaitu ekspresi wajah dan intonasi suara. Menurut Kis, ekspresi wajah dibutuhkan untuk visualisasi sebuah cerita agar menjadi lebih menarik. Sebagai contoh, ketika kita menonton sebuah film, ekspresi dari aktor atau aktris akan membuat alur cerita lebih menarik untuk disaksikan.
Sebaliknya, jika aktor yang berperan tidak mampu memainkan ekspresi wajah, cerita akan terasa hambar.
Begitu pula dengan intonasi suara. Dengan adanya permainan besar kecil suara, penekanan pada kata atau kalimat tertentu, akan membuat penonton atau audiens mau mendengarkan cerita hingga akhir dan lebih terlibat dalam ceritanya.
Layaknya seorang presenter atau host, cara bertutur dengan nada yang datar akan membuat audiens bosan. Sementara ketika presenter berbicara dengan nada yang menarik akan membuat audiens bersedia mendengarkan informasi hingga akhir.
“Ekspresi itu buat memvisualisasi ceritanya, intonasi itu untuk membuat pendengar kalian engage.” tutur Kis.