Iqbaal Ramadhan Perankan Minke di Bumi Manusia, Begini Reaksi Netizen
"Para pembaca Tetralogi Buru berharap banyak Mas Hanung dan tim berhasil menggambarkan tokoh Minke seperti di bukunya. Bumi Manusia adalah karya sastra masterpiece. Kelas dunia, belum layak disandingkan dengan novel Dilan. Jadi kalau fansnya bilang, dulu memerankan Dilan aja sukses kok, ya jauh ya Dilan bukan bandingan Bumi Manusia. Jujur hati ini remuk dari pagi ketika tau Iqbal memerankan Minke. Aku ingin adil sejak dalam pikiran, seperti Pram bilang. Mari kita kasih kesempatan buat anak bangsa berbakat seperti Iqbal, tapi apa daya aku kecewa sejak dalam pikiran. Jangan ada jokes receh di film ini please. Tetep sukses buat kalian, semoga filmnya keren. Ditunggu," kata akun @k.yuanita di kolom komentar.
Tak hanya ada kontra, ada pula yang mendukung Iqbaal sebagai aktor muda yang sukses membintangi Dilan 1990, dan sebelumnya sempat menuai kontroversi yang sama.
"Buat yang meragukan iqbaal nggak apa-apa, sangat dimaklumi kok. Mungkin karena karya ini bukan sekadar buku untuk beberapa kalangan, lebih dari itu, sehingga ekspektasinya sangat tinggi apabila difilmkan. Doain aja yang terbaik untuk semua team. Dan terutama untuk @falconpictures_ mohon sekali untuk kali ini saja jangan dibuat drama apapun yaaa. Dan @iqbaal.e tunjukin baal banyak yang ngeraguin tuh! Nasib emang mantan ex boyband pasti akan terus diragukan apalagi ditambah karakter dilan kemarin sangat lekat dengan kamu, tambah ekstra lagi kali ini harus berjuang ya! bismillah baal lancar yaaaa," kata akun @jennatungka di kolom komentar.
Sama halnya seperti saat mantan personel Coboy Junior itu dipilih memerankan tokoh Dilan di film Dilan 1990, Iqbaal juga menuai kontroversi. Namun, kontroversi itu berhasil dipatahkan lewat bakat aktingnya yang mengejutkan dan membuat baper 6,3 juta penonton. Film yang dibintangi Iqbaal itu juga meraih penghargaan Movie of the Year Indonesian Choice Awards 2018.
Selain Iqbaal, film Bumi Manusia juga dibintangi Mawar Eva sebagai Annelies dan Ine Febriyanti sebagai Nyai Ontosoroh.
Editor: Tuty Ocktaviany