Rintis Kerja Sama Industri Perfilman, KJRI Cape Town Gagas Festival Film Indonesia di 2024
JAKARTA, iNews.id - Sebagai upaya merintis kerja sama di industri perfilman, Konjen RI Cape Town Tudiono menggelar pertemuan dengan sejumlah pihak. Pertemuan tersebut melibatkan pihak CEO CTFS dengan Universitas AMIKOM dan Mataram Surya Visi Studio (MSVS).
Perwakilan Afrika Selatan ada CEO CTFS Mogamat Makkie Slamong dan produser yang pernah menjadi nominee Oscar Academy Award, Rafiq Samsodien. Kemudian dari Indonesia ada Prof Dr M Suyanto, MM Rektor Universitas AMIKOM, Hery Soelistio selaku CEO MSV Studio, Agus Purwanto selaku Kaprodi Teknologi Informasi Universitas AMIKOM, Agung Wijanarko selaku Direktur Marketing MSV Studio, Adi Djayusman selaku Direktur Produksi 2d & 3D Animasi dan I Gede Eka Susanto sebagai Head of Bussines Development Universitas AMIKOM.
Sebagaimana diketahui, CTFS merupakan salah satu dari top ten kompleks studio terbaik di dunia. CTFS telah memproduksi lebih dari 150 film, di antaranya adalah film terkenal. Mulai dari Dredd, Chronicle, Labyrinth, Tomb Raider, Monster Hunter, Deep Blue Sea 2 & 3, Mad Max Fury: Road, termasuk 99 persen dari pembuatan film One Piece.
Pada pertemuan itu, Tudiono menyampaikan pentingnya mengeksplorasi bidang-bidang kerja sama yang konkret dan feasible untuk dapat dilaksanakan dalam jangka pendek. Selanjutnya, kerja sama dapat diperluas untuk jangka menengah dan panjang.
Konjen RI menyampaikan, kerja sama konkret industri perfilman ini dapat menjadi deliverables penting, mengingat 30 tahun hubungan bilateral Indonesia - Afrika Selatan pada 2024. Salah satunya adalah kerja sama penyelenggaraan festival film Indonesia di Cape Town yang akan menjadi tema Pasar Rakyat tahun depan.
CEO CTFS berharap, kedua negara lebih mengedepankan kesamaan untuk menjalin kerja sama. Misalnya, memanfaatkan ikatan historis dan budaya.
Sejumlah ulama besar Indonesia seperti Syeikh Yusuf Al Macassari dan Tuan Guru dari Indonesia yang diasingkan oleh pemerintah kolonial Belanda ke Cape Town sekitar abad 16 dan 17 merupakan tokoh sejarah yang sangat dihormati oleh warga Afsel Cape Malay yang jumlahnya mencapai lebih dari 300.000 orang.
Dia mengatakan, saat ini, sebagian masyarakat Afrika Selatan tengah dalam proses mencari jati diri dan hal ini menjadi peluang baik untuk kerjasama industri perfilman.
Sementara itu, Rektor Universitas AMIKOM, CEO MSV Studio dan Delegasi RI menyambut baik rintisan kerja sama ini. Pada pertemuan tersebut, dipresentasikan sejumlah film animasi produksi MSV Studio. Salah satunya film yang berjudul Battle of Surabaya yang berhasil memperoleh lebih dari 14 penghargaan internasional.
Rektor AMIKOM juga menyampaikan beberapa film animasi lain yang merupakan hasil kerja sama dengan studio di Hollywood. Mulai dari Golden Snail, Kemala Hayati, dan Legend of Toba.
Menanggapi gagasan Konjen RI mengenai festival film, Prof Suryanto menyanggupi untuk mengirimkan tiga film animasi produksi MSV Studio untuk berpartisipasi yaitu film Battle of Surabaya, Kinah & Redjo, dan Ajisaka.
Sebagai hasil pertemuan, kedua pihak sepakat untuk memulai kerja sama di bidang penyelenggaraan festival film Indonesia tahun 2024. Kerja sama ini mencakup pendidikan perfilman dalam bentuk pertukaran siswa dan pengajar, program magang ke perusahaan perfilman dan saling kunjung pelaku industri perfilman.
Editor: Siska Permata Sari