Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Cabai Bisa Bantu Turunkan Hipertensi, tapi Jangan Asal Konsumsi Ini Perlu Diperhatikan
Advertisement . Scroll to see content

13,2 Persen Pasien Covid-19 yang Meninggal Idap Hipertensi, Pentingnya Deteksi Sedini Mungkin

Rabu, 14 Oktober 2020 - 13:38:00 WIB
13,2 Persen Pasien Covid-19 yang Meninggal Idap Hipertensi, Pentingnya Deteksi Sedini Mungkin
Biasakan cek kesehatan secara rutin agar terbebas dari penyakit. (Foto: Boldsky)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id – Orang dengan penyakit penyerta atau komorbid merupakan salah satu kelompok yang sangat rentan terpapar infeksi Covid-19. Hal tersebut terbukti dari data yang dihimpun oleh Satuan Tugas Penanganan Covid-19 per 13 Oktober 2020.

Berdasarkan data tersebut, total kasus yang terkonfirmasi positif Covid-19, sebanyak 1.488 pasien tercatat memiliki penyakit penyerta. Di antaranya penyakit hipertensi sebesar 50,5 persen, diikuti diabetes melitus 34,5 persen dan penyakit jantung 19,6 persen.

Sementara dari jumlah 1.488 kasus pasien yang meninggal diketahui 13,2 persen dengan hipertensi, 11,6 persen dengan diabetes melitus, serta 7,7 persen dengan penyakit jantung.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Cut Putri Arianie, MD, MHKes mengatakan, hipertensi merupakan penyakit katastropik yang tidak dapat disembuhkan melainkan dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risiko.

“Hipertensi sangat mungkin dicegah dengan perubahan perilaku hidup bersih dan sehat, terutama di masa pandemi ini kita harus berhati-hati dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Untuk itu, pandemi Covid-19 ini bisa kita jadikan sebagai momentum untuk membudayakan gaya hidup sehat,” kata Cut seperti dikutip dari siaran pers, Rabu (14/10/2020).

Dia menjelaskan, pola hidup bersih dan sehat bisa dimulai dengan mengukur tekanan darah secara teratur, menjaga makanan tetap sehat dengan membatasi konsumsi gula, garam dan lemak. Kemudian menghindari makanan manis, perbanyak makan buah dan sayur, menjaga berat badan ideal, dan melakukan aktivitas fisik secara rutin.

Di samping menjaga pola hidup bersih dan sehat, Cut menambahkan, upaya pencegahan dan pengendalian hipertensi harus dilakukan dengan melakukan deteksi sedini mungkin.

Bagi orang-orang yang memiliki faktor risiko, maka deteksi dini berupa pengukuran tekanan darah hendaknya dilakukan sebulan sekali. Sementara bagi orang sehat, tetap harus melakukan skrining minimal sekali dalam rentang waktu enam bulan sampai setahun.

“Skrining dan deteksi dini pengukuran tekanan darah yang benar dan teratur merupakan kunci utama menemukan kasus sedini mungkin, sehingga dapat dilakukan intervensi yang tepat,” katanya.

Hal senada disampaikan anggota Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia (PERHI) dr Erwinanto, SpJP(K), FIHA. Dia menuturkan bahwa rutin mengukur tekanan darah sangat penting dilakukan, baik bagi orang sehat maupun orang dengan faktor risiko.

Tujuan pengukuran tekanan darah sebagai penapisan dan diagnosis, pengobatan serta keberhasilan pengobatan. Upaya ini harus digiatkan terutama bagi orang dengan rentang usia di atas 40 tahun serta memiliki tekanan darah normal-tinggi.

“Semakin tinggi umur Anda, semakin besar kemungkinan Anda terkena hipertensi. Tekanan normal-tinggi 37 persen mengalami hipertensi dalam jangka waktu empat tahun ke depan, itulah kenapa diperlukan pengukuran tekanan darah secara berkala,” ujarnya.

Editor: Tuty Ocktaviany

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut