3 Bahaya Mencium Anak Kecil Setelah Merokok yang Bisa Mengintai Kesehatan Si Kecil Tanpa Gejala!
JAKARTA, iNews.id - Tiga bahaya mencium anak kecil setelah merokok adalah masalah kesehatan yang sering diabaikan. Banyak orang mengira bahwa begitu rokok padam, ancaman sudah hilang. Padahal, sisa racun rokok yang dikenal sebagai thirdhand smoke dapat menempel di kulit, rambut, pakaian, permukaan, dan udara sekitar.
Racun tersebut dapat berpindah ke tubuh anak kecil melalui kontak langsung, termasuk ketika orang dewasa mencium mereka. Sistem imun anak yang belum berkembang membuat mereka sangat rentan terhadap efek toksik dari residu rokok.
Untuk memperkuat pemahaman terkait bahaya thirdhand smoke, berikut dua temuan ilmiah yang relevan.
Sebuah penelitian observasional terhadap bayi di ruang perawatan intensif neonatal menunjukkan bahwa paparan thirdhand smoke berdampak pada keragaman mikrobioma usus.
Penelitian tersebut melibatkan 43 pasangan ibu–bayi dan mencatat bahwa bayi yang berasal dari rumah perokok memiliki keragaman mikroba usus yang lebih rendah dibandingkan bayi dari rumah non-perokok. Beberapa bakteri baik seperti Bifidobacterium ditemukan dalam jumlah lebih rendah pada bayi yang terpapar residu rokok.
Penurunan keragaman mikrobioma dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh, proses pencernaan, dan kesehatan jangka panjang, karena mikrobioma berperan penting dalam regulasi metabolisme dan imun.
Penelitian lain yang meneliti paparan thirdhand smoke pada anak di bawah usia 12 tahun menemukan bahwa hampir seluruh anak dalam studi tersebut memiliki residu nikotin yang terdeteksi di kulit tangan mereka. Bahkan anak-anak yang tinggal di lingkungan dengan aturan larangan merokok tetap menunjukkan paparan residu, meski dalam kadar lebih rendah.
Temuan tersebut juga menunjukkan bahwa anak berusia 2–4 tahun, keluarga dengan pendapatan rendah, keberadaan perokok di rumah, serta kurangnya aturan ketat mengenai kebiasaan merokok, berkontribusi besar terhadap tingginya paparan residu rokok pada anak-anak.
Ketika seseorang merokok dan kemudian mencium anak kecil, racun yang menempel di kulit, rambut, napas, dan pakaian dapat berpindah ke tubuh anak. Karena bayi sering didekap dan dicium di area wajah, zat seperti nikotin, tar, dan senyawa berbahaya lainnya mudah masuk melalui kulit ataupun sistem pernapasan mereka.
Hasil penelitian mikrobioma sebelumnya menunjukkan bahwa residu rokok tidak hanya menempel, tetapi juga dapat terserap oleh bayi melalui kontak dengan tubuh perokok maupun permukaan yang tercemar.
3 bahaya mencium anak kecil setelah merokok berikutnya adalah meningkatnya risiko gangguan pernapasan. Sistem pernapasan anak yang masih berkembang sangat sensitif terhadap iritan. Residu rokok mengandung zat berbahaya yang dapat menyebabkan iritasi tenggorokan, batuk, bronkitis, dan meningkatkan potensi ISPA.
Penelitian prevalensi nikotin pada tangan anak memperlihatkan bahwa residu rokok sangat mudah menyebar, bahkan tanpa paparan asap langsung. Senyawa seperti nitrosamin — yang dapat terbentuk dari nikotin — menambah beban toksik pada saluran pernapasan anak dan meningkatkan risiko masalah pernapasan jangka panjang.
Efek jangka panjang thirdhand smoke tidak selalu tampak langsung, namun dapat memengaruhi perkembangan anak secara signifikan. Perubahan komposisi mikrobioma usus akibat paparan residu rokok telah dikaitkan dengan melemahnya sistem imun dan terganggunya metabolisme. Penurunan bakteri baik dalam usus penting untuk perkembangan imun, sehingga paparan residu rokok dapat menyebabkan anak lebih mudah sakit.
Penelitian mengenai paparan residu rokok pada anak juga menunjukkan adanya ketimpangan sosial. Anak dari keluarga dengan pendapatan rendah cenderung memiliki paparan lebih tinggi, karena lingkungan tempat tinggal yang lebih sempit, aturan merokok yang kurang ketat, dan tingginya angka perokok di rumah. Hal ini berpotensi memperbesar kesenjangan kesehatan jangka panjang.