Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Reaksi Prabowo usai Terima Laporan Ledakan di SMAN 72 Jakarta
Advertisement . Scroll to see content

7 Gejala Trauma Ini Rentan Dialami Murid SMAN 72 Kelapa Gading gegara Ledakan di Masjid

Jumat, 07 November 2025 - 20:09:00 WIB
7 Gejala Trauma Ini Rentan Dialami Murid SMAN 72 Kelapa Gading gegara Ledakan di Masjid
Korban ledakan di masjid SMAN 72 Jakarta rentan alami trauma. (Foto: Arif Julianto)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Murid SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara, berisiko mengalami trauma gegara insiden ledakan di masjid yang terjadi hari ini, Jumat 7 November 2025.

Tanda-tanda atau gejala trauma perlu dipahami, sehingga kondisi mental korban bisa 'dirangkul'. Dengan begitu, pemulihan pasca insiden bisa lebih baik hasilnya. Artinya, korban bisa berkegiatan lagi di area sekolah dan di lingkungan sosialnya.

Lantas, apa gejala trauma yang mungkin dialami korban dan tidak boleh diabaikan?

Korban ledakan di masjid SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara. (Foto: Isra Triansyah)
Korban ledakan di masjid SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara. (Foto: Arif Julianto)

Gejala Trauma yang Tidak Boleh Diabaikan

Dijelaskan Psikolog Anak dan Remaja Karina Istifarisny, ada tanda-tanda trauma psikologis yang bisa muncul setelah seseorang mengalami peristiwa yang mengancam jiwa dan membuat seseorang merasa tidak berdaya.

Tanda-tanda yang perlu mendapat perhatian khusus setelah seseorang mengalami kejadian traumatik, di antaranya:

1. Sering teringat kembali kejadian traumatik
2. Menghindari hal-hal terkait kejadian traumatik
3. Emosi yang menjadi lebih datar terhadap orang lain
4. Kehilangan minat untuk kegiatan yg biasanya diminati
5. Susah tidur
6. Sulit konsentrasi
7. Sering cemas

"Perlu mendapat perhatian lebih jika gejala-gejala tersebut sampai mengganggu kehidupan sehari-hari," saran Karina saat dihubungi iNews.id, Jumat (7/11/2025).

Menjadi pertanyaan sekarang, apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi trauma ini?

Hal pertama yang perlu dilakukan kalau ada siswa yang merasakan cemas atau takut, diterima perasaannya. Diberi pemahaman juga bahwa perasaan cemas atau takut yang dialami itu sangat wajar.

"Saat kecemasannya datang, coba mengatur napas, tarik napas dalam 4 detik, tahan 4 detik, hembuskan dalam 4 detik. Cara ini diharapkan bisa membantu relaksasi untuk kecemasannya," papar Karina.

"Kemudian berusaha tetap beraktivitas seperti biasa," tambahnya.

"Jika kecemasannya bertahan, bahkan semakin tinggi, misalnya baru melihat masjid rasanya sudah lemas, keringat dingin, atau setelah kejadian mengalami mimpi buruk, coba berkonsultasi dengan psikolog," sambung Karina.

Kemudian, upaya lain yang bisa dilakukan adalah pihak guru BK bekerja sama dengan psikolog klinis untuk masuk ke kelas mengajarkan tips-tips mengatasi lonjakan emosi dan self awareness, atau mengajarkan psychological first aid.

"Lalu, yang juga penting adalah menjaring siswa yang terindikasi mengalami guncangan psikologis untuk diberikan bimbingan khusus," papar Karina.

Editor: Muhammad Sukardi

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut