Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Bahlil Ternyata Pernah Busung Lapar, Penyakit Apa Itu?
Advertisement . Scroll to see content

Anak Stunting Miliki IQ di Bawah Rata-Rata?

Minggu, 18 Agustus 2019 - 16:43:00 WIB
Anak Stunting Miliki IQ di Bawah Rata-Rata?
Stunting merupakan kondisi di mana pertumbuhan dan perkembangan anak di bawah rata-rata. (Foto: Ilustrasi/The Star)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Berdasarkan data global 75 persen anak yang mengalami gizi buruk alias stunting kemungkinan IQ-nya di bawah rata-rata. Bagaimana cara mencegahnya? Perlu penanganan khusus dari berbagai pihak, mulai dari keluarga, masyarakat, lembaga swadaya, swasta hingga pemerintah sebagai pemangku kebijakan.

Diketahui, stunting merupakan kondisi di mana pertumbuhan dan perkembangan anak di bawah rata-rata. Tinggi badan anak stunting jauh lebih pendek dibandingkan tinggi badan orang seusianya.

Penyebab utama stunting adalah kekurangan gizi kronis sejak bayi dalam kandungan hingga masa awal anak lahir. Kondisi ini biasanya tampak setelah anak berusia dua tahun.

Pemerintah Indonesia pun telah berupaya menurunkan angka stunting dari 37,2 persen pada 2013 menjadi 30,6 persen pada 2018. Namun angka ini masih di bawah standar World Health Organization (WHO), yakni 20 persen.

Berbagai upaya dilakukan untuk menurunkan angka stunting baik melalui upaya pencegahan (preventif) maupun intervensi. Salah satu catatan penting dalam mengatasi stunting adalah terobosan yang dilakukan Tim Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), yang dipimpin Profesor Damayanti Rusli di daerah Pandeglang, Banten.

Melalui dukungan Kementerian Desa dan Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDT), pada awal 2018, tim Profesor Damayanti menangani sekaligus mengamati kasus stunting di Desa Banyumundu, Pandeglang. Metode mereka berhasil menurunkan angka stunting sampai 8 persen hanya selama enam bulan.

Tim tersebut bersama Kemendes telah membagikan pengalaman mereka ke berbagai instansi serta pemerintah daerah, termasuk Jawa Timur. Profesor Damayanti menawarkan sejumlah kabupaten di Jatim mau menjadi pilot project pelaksanaan metode mengatasi stunting pada anak seperti di Pandeglang.

Menanggapi itu, Wakil Gubernur Jatim Emil Dardak sangat mendukung kerja sama lintas instansi dan mendorong kepala desa, di daerah yang menjadi lokus penanganan nasional, mengalokasikan dana desa untuk mencegah stunting. "Bayangkan kalau ini terjadi di Jatim. Bagaimana kami bisa mengentaskan kemiskinan? Ini pekerjaan rumah yang urgent, sangat urgent," ujar Emil.

Editor: Dani M Dahwilani

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut