Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Bahlil Ternyata Pernah Busung Lapar, Penyakit Apa Itu?
Advertisement . Scroll to see content

Angka Stunting Turun, Menkes Budi Imbau Masyarakat Perbanyak Konsumsi Protein Hewani

Jumat, 27 Januari 2023 - 19:13:00 WIB
Angka Stunting Turun, Menkes Budi Imbau Masyarakat Perbanyak Konsumsi Protein Hewani
Angka stunting menurun jadi 21,6 persen, Menkes Budi sarankan masyarakat perbanyak konsumsi protein hewani. (Foto: Ilustrasi bayi)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Angka stunting di Indonesia turun menjadi 21,6 persen. Data tersebut didapatkan berdasarkan Survei Status Gizi Nasional (SSGI) tahun 2022.

Sebelumnya, angka stunting masih berada di 24,4 persen. Seperti kita tahu, stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang.

Stunting ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar. Masalah stunting ini masih salah satu yang serius di Indonesia. 

Meski sudah menurun, angka tersebut masih tinggi, mengingat target prevalensi stunting di tahun 2024 sebesar 14 persen, dan standar WHO di bawah 20 persen.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, stunting terjadi karena berbagai faktor. Salah satunya adalah karena kurangnya asupan protein hewani, nabati dan zat besi sejak sebelum hingga setelah kelahiran.

“Stunting bikin anak jadi bodoh karena kekurangan gizi. Orang tua melihat berat badan anaknya kurang malah dikasih biskuit. Padahal harus dikasih protein hewani kalau gizinya kurang. Misalnya seperti telur, ikan, daging, dan lain sebagainya,” kata Menkes Budi Gunadi Sadikin saat ditemui di Jakarta, Jumat (27/1/2023).

Budi mengibaratkan stunting ini seperti kanker stadium empat yang sulit untuk disembuhkan. Sebab itu dia mengimbau masyarakat memberikan protein hewani kepada anak utamanya yang usianya di bawah dua tahun.

“Protein hewani ini mengandung zat gizi lengkap seperti asam amino, mineral dan vitamin yang penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak,” ujar dia.

Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian yang menunjukkan adanya bukti kuat terkait hubungan antara stunting dan indikator konsumsi pangan berasal dari hewan. Mulai dari telur, daging, ikan, susu atau produk olahan seperti keju, yogurt, dan lain sebagainya. 

Penelitian tersebut juga menunjukkan, konsumsi pangan berasal dari protein hewani lebih dari satu jenis, bisa menguntungkan daripada konsumsi pangan yang berasal dari hewani tunggal.

“Tidak hanya memberikan protein hewani pada anak, berat dan tinggi badan anak juga harus dipantau secara berkala di Posyandu. Ini penting untuk melihat keberhasilan intervensi sekaligus upaya deteksi dini masalah kesehatan gizi sehingga tidak terlambat ditangani,” ujar dia.

Editor: Siska Permata Sari

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut