Apa Benar Alat Tes TBC INDIGEN dari PCR Covid-19? Ini Faktanya!
JAKARTA, iNews.id - TBC masih menjadi salah satu penyakit infeksi paling mematikan di Indonesia dan momok menakutkan untuk masyarakat. Deteksi dini dan pengobatan yang tepat menjadi kunci untuk memutus penularan.
Upaya deteksi dini TBC yang saat ini populer di masyarakat adalah melalui metode Active Case Finding (ACF), yaitu dengan mendeteksi TBC secara akurat dan cepat untuk memutus rantai penularan dan pengobatan TB hingga tuntas.
Selain itu, terobosan terbaru yaitu tes diagnostik INDIGEN pun dapat menjadi upaya deteksi dini TBC yang bisa diandalkan. INDIGEN adalah produk inovasi lokal berbasis teknologi open-system PCR yang telah tersedia di 11 provinsi Indonesia.
"Melalui INDIGEN, kami ingin memastikan pemerataan dan peningkatan kapasitas akses deteksi dini TBC di berbagai fasilitas layanan kesehatan di seluruh Indonesia," ujar Wahyu Retno Ambarwati, Direktur PT KalGen DNA dalam keterangan resminya, Selasa (17/11/2025).
INDIGEN dikembangkan dan diproduksi secara lokal di Indonesia dan berbasis metode Polymerase Chain Reaction(PCR), sehingga dapat memanfaatkan mesin PCR yang sebelumnya digunakan untuk tes Covid-19. Oleh karena itu, INDIGEN juga dapat memberikan hasil yang lebih cepat untuk banyak sampel dalam satu kali proses.
Teknologi ini juga dapat dioperasikan oleh tenaga ahli yang sudah terlatih, sehingga mudah diimplementasikan di berbagai fasilitas kesehatan.
"Produksi lokal INDIGEN selaras dengan upaya pemerintah memperkuat ketahanan dan kemandirian kesehatan nasional. Kami ingin memastikan masyarakat memiliki akses lebih luas terhadap teknologi diagnostik yang inovatif dan terjangkau," tambah Retno.
INDIGEN dapat mendeteksi empat target gen sekaligus, yaitu Mycobacterium tuberculosis (MTB), Nontuberculous Mycobacteria (NTM), serta resistensi terhadap dua obat utama anti-TB: Rifampisin dan Isoniazid.
Dengan kemampuan deteksi tersebut, INDIGEN diharapkan dapat membantu dokter memberikan pengobatan TBC yang lebih tepat dan efektif, sehingga dapat meningkatkan peluang kesembuhan pasien.
Hasil uji ilmiah menunjukkan tingkat sensitivitas INDIGEN mencapai 94,12% dan spesifisitas sebesar 98,36%, dengan pengujian terhadap lebih dari 700 sampel klinis populasi Indonesia. Data ilmiah terkait INDIGEN telah dipublikasikan secara internasional dan memperoleh hasil evaluasi sangat baik dari Kementerian Kesehatan RI.
Dengan semakin meluasnya penggunaan INDIGEN di berbagai wilayah, diharapkan teknologi ini dapat berkontribusi nyata dalam mempercepat tercapainya target eliminasi TBC di Indonesia dan mewujudkan masyarakat yang lebih sehat.
Editor: Muhammad Sukardi