Apa Itu Penyakit Autoimun Agresif yang Menyebabkan Perubahan Kulit?
JAKARTA, iNews.id - Ramai dibahas di media sosial soal penyakit autoimun agresif. Penyakit itu dikaitkan dengan kondisi kesehatan Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Widodo).
Ya, Dokter Tifauzia Tyassuma menyebut, Jokowi sakit autoimun agresif. Namun pernyataan tersebut dibantah dengan tegas oleh ajudan pribadi Jokowi, Kompol Syarif Muhammad Fitriansyah.
Menurut Syarif, perubahan kulit wajah Jokowi disebabkan alergi yang menyebabkan peradangan. Jadi, bukan karena autoimun. Lagipula, kata Syarif, kondisi kesehatan Jokowi saat ini sehat walafiat.
Terlepas dari itu, banyak publik yang penasaran dengan penyakit autoimun agresif. Benarkah penyakit itu mengakibatkan perubahan kulit yang cukup signifikan pada penderitanya?
Menurut laporan Johns Hopkins Medicine, penyakit autoimun agresif adalah kondisi autoimun yang menyebabkan perkembangan gejala yang cepat dan parah, yang berpotensi menyebabkan kerusakan organ yang signifikan atau bahkan kematian jika tidak segera diobati.
Penyakit ini ditandai dengan sistem kekebalan tubuh yang menyerang jaringan dan organ-organ sehat dengan intensitas tinggi, beda dengan penyakit autoimun lain yang perkembangan gejalanya mungkin lebih lambat atau kurang parah.
Dokter TIfa menerangkan, beberapa gejala yang muncul pada orang dengan autoimun agresif adalah perubahan kulit yang agresif, gatal luar biasa, sarcopenia atau otot mengecil dengan cepat menimbulkan kelemahan dan kehilangan berat badan.
"Lalu, kerusakan organ-organ agresif terutama ginjal dan sistem imun, antara lain Lupus Nephritis grade IV-V, Rapid Progressive Glomerulonephritis (RPGN), Scleroderma Renal Crisis, yang bisa merusak ginjal dalam hitungan minggu hingga bulan," ungkap dr Tifa di X, dikutip Senin (23/6/2025).