Atasi Anemia dengan Tablet Tambah Darah, Amankah?
JAKARTA, iNews.id – Penyakit anemia memang rentan dialami kaum perempuan. Sebagai antisipasinya, banyak di antara mereka mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD). Namun, benarkah TTD aman untuk mengatasi anemia?
Indonesia menjadi negara nomor empat terbesar dengan jumlah wanita usia subur (WUS) yang mengalami anemia sebesar 22,7 persen. Bahkan, persentase ini lebih sedikit daripada jumlah ibu hamil yang terjangkit anemia. Berdasarkan data Riskesdas 2013, sepertiga ibu hamil atau 37,1 persen mengalami anemia.
Anemia sering kita kenal sebagai tekanan darah rendah yang di bawah normal. Padahal, menurut World Health Organization (WHO), anemia merupakan sebuah kondisi di mana rendahnya kadar Hemoglobin (Hb) dalam darah. Apa sebabnya?
"Sebagian besar anemia disebabkan kekurangan zat besi (Fe), ini menyebabkan kurangnya cadangan besi dalam tubuh, sehingga Hb berkurang," kata Dr. Ir. Diah Mulyawati Utari, M.Kes ditemui iNews.id di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Senin 11 Desember 2017.
Kurangnya kandungan zat besi dalam tubuh berdampak buruk pada aktivitas Anda sehari-hari. Sebab, gejala anemia menyebabkan penderitanya kelelahan, lemas, kulit pucat, sesak napas, pusing, limbung, sakit kepala, dan detak jantung cepat.
Jangan khawatir, kondisi ini dapat dicegah dan diatasi dengan mengonsumsi berbagai pangan yang mengandung gizi seimbang dan tepat bagi penderita anemia. Misalnya, protein hewani seperti daging merah dan sayur-sayuran hijau. Selain itu, ada juga Tablet Tambah Darah (TTD). Apa itu? Dan amankan dikonsumsi wanita usia subur dan ibu hamil?
"Remaja putri, wanita usia subur, dan ibu hamil memang dianjurkan minum TTD. Dan minum TTD tak berbahaya jika diminum sesuai anjuran," jelas Dr. Diah.
Memang mitos mengatakan jika TTD bisa menyebabkan tekanan darah tinggi, darah terlalu banyak, menyebabkan kelahiran bayi besar jika dikonsumsi ibu hamil. "Itu mitosnya, kenyataan tidak betul. Mitos-mitos seperti ini yang perlu diluruskan," tambah dia.
TTD sendiri mengandung 200 mg ferrous sulfat dan 40 mcg asam folat. Dan tubuh dapat mengatur sendiri penyerapan besi dari konsumsi tablet tersebut. Untuk wanita usia subur dan remaja putri, dianjurkan minum satu kali setiap minggu.
"Dengan catatan tidak dikonsumsi bersamaan dengan teh, kopi, dan susu, karena bisa mengganggu penyerapan Fe," jelasnya.
Sementara itu, pada ibu hamil dianjurkan mengonsumsi minimal 90 TTD selama masa kehamilan. "Perlu diketahui jika TTD memiliki efek samping setelah dikonsumsi. Di antaranya itu mual, muntah, enek, dan feses berwarna hitam," ujarnya.
Sementara itu, ada tips dan trik tersendiri dari Prof. Dr Endang L. Anhari Achadi, MPH, Dr. PH selaku Ketua Positive Deviance Resource Centre (PDRC), agar efek samping yang sifatnya sementara itu tak terasa.
"Cara konsumsinya sebelum tidur dan setelah makan malam, karena saat tidur kita tak merasakan efeknya. Selain tak terlalu terasa efek sampingnya, lama-lama efek itu juga akan berkurang," ungkap Dr. Endang.
Namun, perlu diperhatikan jika tak semua penderita anemia bisa mengonsumsi TTD tersebut, meski dianjurkan bagi remaja perempuan, wanita, dan ibu hamil. Tablet ini rupanya tak boleh diberikan oleh penderita penyakit darah, seperti Thalassemia dan Hemochromatosis.
Editor: Tuty Ocktaviany