Begini Cara Tepat Mencegah Stunting pada Anak
JAKARTA, iNews.id – Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan mengusung tema pencegahan stunting di Hari Gizi Nasional (HGN) ke-58 yang jatuh pada hari ini, Kamis 25 Januari 2018.
Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono mengatakan, pencegahan stunting merupakan prioritas pembangunan kesehatan pemerintah. Hal itu telah dimasukkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019.
Pencegahan yang bisa dilakukan untuk menanggulangi masalah gizi tersebut ialah dengan menerapkan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Apa itu sebenarnya 1000 HPK? Dan bagaimana cara melakukannya? Kami, merangkum serba-serbi HPK dari berbagai sumber, Kamis (25/1/2018).
1000 HPK merupakan sebuah gerakan scaling up nutrition untuk pemenuhan kebutuhan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan. Dalam artian, pemenuhan gizi sejak dalam kandungan hingga umur dua tahun.
Cara yang paling awal dilakukan adalah mempersiapkan kehamilan dengan memenuhi nutrisi bagi calon ibu. Kemudian ketika hamil seorang ibu perlu mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) minimal 90 tablet selama masa kehamilan.
Hal itu dimaksudkan untuk menekan risiko bayi lahir dari ibu yang anemia. Sebab, ibu yang anemia berisiko melahirkan bayi secara prematur hingga komplikasi ketika melahirkan.
Selanjutnya usai melahirkan yang dibutuhkan sang anak adalah Air Susu Ibu (ASI) eksklusif hingga berusia 2,5 tahun. Bayi di atas 6 bulan juga mesti diberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI).
Selain itu, di usia ini anak juga harus dilengkapi pemberian vaksin dan vitamin demi mencegah anak terkena berbagai penyakit di kemudian hari.
Terakhir, hal yang paling dibutuhkan bagi ibu hamil dan balita adalah melakukan cek kesehatan secara berkala demi mengetahui sejauh mana perkembangan anak.
Hingga saat ini stunting memang masih menjadi salah satu permasalahan gizi di dunia termasuk Indonesia. Mengutip data UNICEF, secara global ada sekitar 25 persen anak balita yang mengalami stunting atau bertubuh kerdil.
Stunting, juga merupakan salah satu penyumbang besar kematian balita setiap tahun di dunia, yakni 1 juta jiwa per tahun.
Tak cuma membahayakan nyawa anak, stunting juga menyebabkan kerusakan permanen pada organ tubuh anak. Mulai dari kinerja otak, jantung, dan peningkatan risiko penyakit kronis tak menular.
Berdasarkan data Pemantauan Status Gizi (PSG) Kementerian Kesehatan, tahun 2016 angka balita stunting cukup terbilang tinggi mencapai 27 persen. Angka tersebut turun dibandingkan tahun 2015 mencapai 29 persen.
Editor: Nanang Wijayanto