Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Banjir Sumatera Belum Bencana Nasional, Kepala BNPB: Kelihatan Mencekam di Medsos
Advertisement . Scroll to see content

Benarkah Ibu Hamil Tidak Aman Naik Transportasi Umum?

Rabu, 11 September 2024 - 18:46:00 WIB
Benarkah Ibu Hamil Tidak Aman Naik Transportasi Umum?
Ibu hamil aman naik kendaraan umum. (Foto: Freepik)
Advertisement . Scroll to see content

"Bepergian dengan kendaraan umum saat hamil itu aman, tapi kemungkinan risiko bisa terjadi tergantung kendaraan apa yang digunakan, berapa lama perjalannya, dan kondisi kesehatan yang dialami," ungkap laporan Abhibus, dikutip Rabu (11/9/2024).

"Penting untuk berkonsultasi dengan dokter pribadi Anda sebelum melakukan perjalanan jauh dengan durasi lama," tambah laporannya.

Lebih lanjut, penelitian yang diterbitkan di Sciencedirect (2022) menerangkan bahwa ibu hamil pekerja yang menggunakan kendaraan umum berisiko alami stress dan anxiety.

Namun, risiko tersebut bisa ditekan jika masyarakat dapat mendukung kesejahteraan ibu hamil saat berada di kendaraan umum. Sebab, pada faktanya masih banyak orang yang belum mau memberikan kursinya kepada ibu hamil.

Hal ini sesuai dengan hasil survei yang dilakukan Mama Mio. Diketahui bahwa banyak orang dewasa tidak memberikan kursi di kendaraan umum untuk ibu hamil.

Salah satu alasannya adalah orang dewasa enggan menawarkan kursi kepada ibu hamil, karena takut menyinggung perasaan orang lain. "Jadi, mereka tidak peduli," ungkap laporan Mama Mio.

Sebagai informasi, ada kondisi ibu hamil yang tidak disarankan naik pesawat, yaitu:

  • Kehamilan pertama saat ibu sudah berusia 35 tahun atau lebih.
  • Pernah melahirkan prematur sebelumnya.
  • Pernah mengalami keguguran pada kehamilan sebelumnya.
  • Kondisi leher rahim atau serviks lebih lemah dari biasanya (incompetence cervix).
  • Mengalami atau pernah ada riwayat tekanan darah tinggi.
  • Pernah mengalami perdarahan selama kehamilan.
  • Mengalami atau pernah ada riwayat diabetes saat hamil (gestational diabetes).
  • Mengalami atau pernah ada riwayat keracunan kehamilan (pre-eklampsia, eklampsia).
  • Mengalami atau pernah ada riwayat kelainan pada plasenta.
  • Pernah mengalami kehamilan ektopik (kehamilan yang berkembang di luar rahim) sebelumnya.

Editor: Muhammad Sukardi

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut