Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Jajanan Mengandung MSG Bisa Sebabkan Kecerdasan Anak Berkurang, Mitos atau Fakta?
Advertisement . Scroll to see content

Benarkah MSG Bikin Otak Lemot? Begini Faktanya

Kamis, 07 April 2022 - 11:03:00 WIB
Benarkah MSG Bikin Otak Lemot? Begini Faktanya
Diskusi bertajuk “Anak Zaman Now, Generasi Micin?” yang digelar Persatuan Pabrik Monosodium Glutamate dan Glutamic Acid Indonesia (P2MI). (Foto: dok Sasa)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id – Berbagai macam mitos dan fakta tentang monosodium glutamat (MSG) berkembang cukup luas di masyarakat. Mitos paling umum yang berkembang di masyarakat adalah MSG bisa membuat kepintaran seseorang menurun atau berpikir 'lemot'.

Hal itu pun kemudian dikupas tuntas dalam diskusi bertajuk “Anak Zaman Now, Generasi Micin?” yang digelar Persatuan Pabrik Monosodium Glutamate dan Glutamic Acid Indonesia (P2MI). Para narasumber yang hadir dalam diskusi tersebut menekankan pentingnya edukasi tentang keseimbangan gizi dalam setiap menu yang dikonsumsi.

Hadir dalam diskusi tersebut, Direktur Pengawasan Peredaran Pangan Olahan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RatnaIrawati, Ketua Bidang Komunikasi P2MI Satria Gentur Pinandita, Ketua DPD Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) DKI Jakarta Sunersi Handayani, serta eks personel JKT48 sekaligus jebolan ajang MasterChef Indonesia, Yuri Kim.

“Tidak ada bukti MSG mengubah kimia otak," ujar Sunersi Handayani.

Dia menyebutkan bahwa memang pernah ada penelitian tentang dampak MSG terhadap fungsi otak. Namun, riset tersebut menggunakan dosis MSG yang cukup besar dan disuntikkan pada hewan. “Padahal MSG kan dimakan. Bukan disuntikkan,” ujarnya.

Sunersi menambahkan, yang terpenting adalah menyeimbangkan gizi yang dikonsumsi, terutama kepada anak yang masih dalam masa pertumbuhan. Kecukupan protein dalam makanan, misalnya, bisa meningkatkan kecerdasan. 

Diskusi bertajuk “Anak Zaman Now, Generasi Micin?” yang digelar Persatuan Pabrik Monosodium Glutamate dan Glutamic Acid Indonesia (P2MI). (Foto: dok Sasa)
Diskusi bertajuk “Anak Zaman Now, Generasi Micin?” yang digelar Persatuan Pabrik Monosodium Glutamate dan Glutamic Acid Indonesia (P2MI). (Foto: dok Sasa)

Menurutnya, asam glutamat yang merupakan kandungan terbanyak dalam MSG berfungsi sebagai neurotransmitter di otak. Hal itu bisa membawa manfaat positif bagi kecerdasan. ”Jadi jangan salahkan MSG kalau otak lemot. Itu karena enggak belajar,” kata Sunersi.

Sementara itu, Satria Gentur Pinandita menambahkan, asam glutamat juga diproduksi sendiri oleh tubuh. ”Jadi ini bukan racun,” kata Gentur. 

Masyarakat bisa mengontrol sendiri konsumsi MSG dalam makanannya. Jika masakan kurang gurih, maka bisa ditambahkan MSG. “Tapi kalau kebanyakan kan bisa eneg juga,” kata Satria.

Satria juga menjelaskan beberapa hal terkait dampak positif MSG. Salah satunya adalah rasa gurih yang terbukti bisa menekan konsumsi garam (Natrium). Dengan berkurangnya kandungan natrium pada makanan, hal tersebut bisa menekan risiko hipertensi atau tekanan darah tinggi.

Direktur Pengawasan Peredaran Pangan Olahan BPOM Ratna Irawati menegaskan bahwa MSG aman dikonsumsi. Berdasarkan Peraturan BPOM Nomor 11 Tahun 2019 tentang Bahan Tambahan Pangan, MSG dikategorikan sebagai bahan tambahan pangan. “Sifatnya tidak menimbulkan efek merugikan terhadap kesehatan,” kata Ratna.

Sementara itu, Yuri Kim bercerita bahwa memang ada masakan yang kurang enak jika tidak menggunakan MSG. “Yang penting kan tidak berlebihan,” ujarnya.

(CM)

Editor: Rizqa Leony Putri

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut