Berhasil Beroperasi di Asian Games, GERMAS PAS Hadir Kembali untuk Indonesia

JAKARTA, iNews.id - Setelah sukses beroperasi pada pagelaran Asian Games 2018 lalu, Kemenkes RI terinspirasi untuk terus melanjutkan dan memperkenalkan pentingnya sistem aplikasi Gerakan Masyarakat Pangan Aman dan Sehat (GERMAS PAS) bagi masyarakat umum. Terlebih saat itu kesehatan pangan sangat dibutuhkan oleh para atlet untuk mengetahui pangan yang sehat dan sesuai dengan standar kebutuhan mereka.

Dr. Kirana Pritasari MQIH, selaku Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat, mengaku bahwa aplikasi GERMAS PAS harus bisa diakses oleh masyarakat umum, karena bukan menurutnya pangan yang sehat tidak hanya diperuntukkan pada atlet saja.

Baca Juga

Ini 5 Makanan yang Bisa Kurangi Risiko Penyakit Jantung, Stroke dan Kanker hingga Alzheimer

"Aplikasi ini sudah pernah beroperasi saat Asian Games 2018, dan itu berhasil, tapi pangan yang sehat juga kan bukan hanya untuk atlet, tapi juga penting untuk diketahui oleh masyarakat umum," kata dr. Kirana Pritasari, MQIH saat akan memberi sambutan workshop sosialisasi aplikasi GERMAS PAS di Hotel Holiday Inn, Glodok, Jakarta Barat, Selasa (17/09/2019).

Pada dasarnya, aplikasi ini dapat membantu pencegahan kematian yang disebabkan dari keracunan makanan. Laporan Kejadian Luar Biasa (KLB) 2018 pangan berdasarkan jenis pangan juga menyebutkan bahwa sudah terdapat sejumlah kasus keracunan makanan.

Persentase penyebab keracunan makanan tertinggi sendiri berasal dari masakan rumah tangga, yaitu sebesar 35% dan urutan kedua diduduki oleh penyebab lainnya yang belum terlapor datanya sebesar 22%. Oleh karena itu, Kemenkes RI akan kembali memperkenalkan aplikasi GERMAS PAS setelah suksesnya sistem yang berjalan saat Asian Games 2018 kemarin.

"Pengalaman ini sebenarnya waktu Asian Games, teman-teman di Pemprov DKI ini sudah menerapkan aplikasi, untuk restoran, hotel, wisma atlet, bagi atlet maupun official yang mengurus atlet itu semua restorannya sudah diperiksa. Dan teman-teman DKI sudah menempelkan stiker laik higiene pada pengelola pangan," kata dr. Kirana Pritasari, MQIH.

Editor: Adhityo Fajar