Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Vaksin TBC AdTB105K Mulai Uji Klinik Fase 1, BPOM Ungkap Faktanya!
Advertisement . Scroll to see content

BPOM Temukan 5 Bahan Berbahaya pada Produk Kosmetik di Klinik Kecantikan

Kamis, 04 April 2024 - 05:20:00 WIB
BPOM Temukan 5 Bahan Berbahaya pada Produk Kosmetik di Klinik Kecantikan
BPOM menyita kosmetik yang mengandung lima bahan berbahaya, yaitu Hidrokuinon, Klindamisin, Asam Retinoat, Fluosinolon, dan Steroid. (Foto: Devi Pattricia)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melakukan intensifikasi pengawasan kosmetik pada klinik-klinik kecantikan di Indonesia. Dari pemeriksaan 76 Unit Pelaksana Teknis (UPT) di 731 klinik kecantikan, ditemukan sebanyak 33 persen klinik kecantikan menjual atau menggunakan produk tidak memenuhi syarat.

Angka tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan pada 2023 sebanyak 41 persen. Namun Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik BPOM RI, Mohamad Kasuri berkomitmen untuk terus menekan angka penemuan produk berbahaya tersebut. 

Kebanyakan produk itu berupa krim racikan yang tidak memiliki merek, hanya beretiket biru. Label etiket biru artinya produk tersebut harus diracik apotik khusus untuk konsumen dalam jumlah terbatas. 

Ini tidak bisa dijual bebas di pasaran dan digunakan orang lain tanpa seizin dokter. BPOM menyita kosmetik yang mengandung lima bahan berbahaya, yaitu Hidrokuinon, Klindamisin, Asam Retinoat, Fluosinolon, dan Steroid.

1. Hidrokuinon

Hidrokuinon merupakan salah satu kandungan berbahaya yang memberikan efek putih instan pada penggunanya. Sebab itu, penggunaan bahan tersebut harus seizin dan dalam pengawasan dokter. 

“Kalau digunakan dalam waktu lama awalnya memang mungkin bisa putih, tapi lambat laun bisa iritasi, merah-merah, dan jadi flek-flek hitam. Bahkan yang paling parah bisa menyebabkan kanker,” ujarnya dalam Media Briefing BPOM di Aula Bhineka Tunggal Ika BPOM, Rabu (3/4/3034).

Bahkan kandungan tersebut bisa merusak struktur lapisan kulit dan memicu kanker pada kulit. 

2. Klindamisin

Bahan berikutnya antibiotik yang bernama Klindamisin yang umumnya digunakan meredam infeksi pada kulit. Nyatanya penggunaan Klindamisin secara terus-menerus bisa memicu resistensi antibiotik pada tubuh. Jika mengalami permasalahan yang parah, tubuh akan kebal dan tidak bisa diobati dengan antibiotik lagi. 

3. Asam Retinoat

Asam Retinoat umumnya digunakan sebagai obat jerawat. Hati-hati, kandungan ini justru bisa memperparah kondisi jerawat jika penggunaannya tak sesuai saran dokter. 

"Asam Retinoat sebagai obat jerawat. Ini juga sama, harus diawasi dokter penggunaannya, supaya tidak bahaya pada kulit,” ujarnya. 

4. Fluosinolon

Ada Fluosinolon yang bisa menyebabkan gatal, panas, pengelupasan kulit, dan kulit kering. Kandungan ini bisa membuat perubahan warna kulit yang disertai dengan pengerasan kulit.

5. Steroid

Steroid tidak baik digunakan dalam waktu lama dan tanpa pengawasan dokter. Menurut Mohamad Kasuri, steroid layaknya hormon yang dimasukkan ke dalam tubuh, sehingga tidak bisa sembarangan.

“Steroid juga ada, jadi ini juga sama. semacam hormon ya. Kalau masuk ke dalam tubuh dan tidak terkontrol akhirnya bisa mengakibatkan gangguan kesehatan,” katanya. 

Editor: Dani M Dahwilani

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut