Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Ingatkan Bahaya Rokok, Yayasan Kanker Indonesia: Jangan Percaya Opini! 
Advertisement . Scroll to see content

Cegah Penyakit akibat Rokok, Pakar Kesehatan Dukung Inovasi Tembakau

Kamis, 11 Juni 2020 - 23:22:00 WIB
Cegah Penyakit akibat Rokok, Pakar Kesehatan Dukung Inovasi Tembakau
Bahaya rokok untuk kesehatan (Foto : NDTV)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Berbagai penelitian telah membuktikan ada banyak bahaya merokok bagi kesehatan. Berdasarkan laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kanker merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang menyebabkan kematian terbesar kedua di dunia.

Penyakit ini bertanggung jawab atas sekitar 9,6 juta kematian pada 2018. Bahkan secara global, sekitar satu dari enam kematian disebabkan oleh penyakit kanker. Penggunaan rokok, atau produk tembakau yang dibakar, menghasilkan lebih dari 7.000 zat kimia berbahaya dan berpotensi berbahaya.

Penggunaan rokok yang dibakar menjadi faktor risiko tertinggi dan bertanggung jawab atas sekitar 22 persen kematian akibat kanker.

Untuk mencegah penyakit akibat rokok, pakar kesehatan internasional mendukung inovasi terbaru produk tembakau. Mereka juga meminta agar WHO turut mendukung inovasi terbaru produk tembakau alternatif untuk mencegah ketergantungan terhadap rokok.

Visiting Professor di Lee Kuan Yew School of Public Policy, National University of Singapore sekaligus Mantan Direktur Riset Kebijakan dan Kerja Sama WHO, Profesor Tikki Pangestu menyatakan, WHO belum mendukung tembakau alternatif. Penolakan dari WHO tanpa didasari kajian bukti ilmiah.

Padahal, tujuan awal WHO membuat perjanjian internasional pengendalian tembakau yang dikenal dengan Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) pada 2000 lalu adalah untuk mengatasi epidemi penyakit yang berhubungan dengan merokok.

“WHO seharusnya bersikap lebih terbuka terhadap keseluruhan bukti ilmiah yang ada. Banyak kajian ilmiah yang telah menyimpulkan produk tembakau alternatif memiliki risiko yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan rokok konvensional. Produk tersebut mempunyai potensi besar dalam membantu mereka yang kesulitan untuk berhenti merokok,” kata Tikki melalui keterangannya, Kamis (11/6/2020).

Menurutnya, dengan mengabaikan kajian-kajian ilmiah terhadap produk tembakau alternatif, Tikki menilai WHO telah mengabaikan misi utamanya, yaitu mendukung kesehatan setinggi-tingginya bagi semua orang, termasuk 1 miliar perokok di seluruh dunia.

"Dampak dari pengabaian tersebut sudah tentu lebih banyak perokok akan mengalami penyakit tidak menular yang disebabkan karena merokok, seperti jantung, hipertensi, diabetes, kanker paru, dan lain-lain. Angka kematian akibat kebiasaan merokok akan tetap tinggi, terutama di Indonesia," katanya.

Khusus Indonesia, Tikki menyarankan pemerintah perlu adanya kajian ilmiah yang dilakukan oleh lembaga independen sehingga hasilnya transparan dan objektif.

Sementara itu, Profesor Emeritus University of Auckland New Zealand sekaligus Mantan Direktur Departemen Penyakit Kronis dan Promosi Kesehatan WHO, Profesor Robert Beaglehole mengatakan, WHO akan kehilangan kesempatan untuk mengurangi penyakit kanker, jantung, dan paru-paru jika tidak merangkul inovasi produk tembakau alternatif.

"Mendorong orang untuk beralih ke produk alternatif yang lebih rendah risiko dapat membuat perbedaan besar pada permasalahan penyakit di 2030 mendatang," kata Profesor Robert Beaglehole.

Ahli dari School of Global Public Health New York University, Profesor David Abrams meyakini rokok elektrik dan produk tembakau yang dipanaskan memiliki risiko kesehatan yang lebih rendah daripada rokok.

"Perokok yang telah beralih sepenuhnya ke produk tembakau alternatif sudah membuktikan adanya perbaikan kesehatan," katanya.

Dalam kesempatan terpisah, Ahli Epidemiologi University of Nottingham sekaligus Direktur Pusat Studi Tembakau dan Alkohol Inggris, Profesor John Britton, juga meminta WHO untuk kembali fokus mencapai tujuan awalnya.

WHO membutuhkan strategi yang berbeda untuk mengurangi permasalahan penyakit yang diakibatkan dari rokok. Kehadiran produk tembakau alternatif dapat menjadi pilihan yang baik untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Editor: Vien Dimyati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut