Daftar Penyakit yang Muncul akibat Banjir, Jangan Dianggap Sepele!
JAKARTA, iNews.id - Daftar penyakit yang muncul akibat banjir perlu jadi perhatian semua orang, baik itu korban banjir maupun pemerintah daerah agar bisa memberi intervensi tepat pada risiko penyakit akibat banjir.
Banjir Bekasi menjadi yang cukup parah dan kini paling disorot publik. Banjir melanda banyak area di wilayah tersebut, beberapa orang bahkan tidak bisa dievakuasi dengan alasan akses yang sulit.
Bicara soal risiko kesehatan para korban banjir, mereka tidak hanya berisiko mengalami demam atau masuk angin, tapi ada beberapa penyakit serius akibat banjir.
Nah, di artikel ini akan dibahas penyakit apa saja yang bisa terjadi akibat banjir. Simak beritanya sampai selesai.
1. Penyakit Kulit
Penyakit kulit merupakan penyakit yang paling banyak mengenai para korban banjir. Penyakit kulit disebabkan oleh bakteri jenis E. Coli yang terbawa air banjir.
Biasanya korban yang terkena penyakit kulit memiliki gejala seperti ruam atau bercak bercak merah pada kulit dan terasa sangat gatal. Jika tidak segera diatasi, ruam dan bercak merah tersebut dapat menyebar dan melebar ke bagian kulit lainnya.
Cara mencegah agar tidak terkena penyakit kulit yaitu dengan langsung mencuci bagian tubuh yang terkena air banjir, tetapi kalau sudah terkena penyakit kulit, Anda bisa langsung pergi ke rumah sakit atau klinik.
2. Malaria
Genangan air banjir bisa menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk, dan ini membuka celah untuk penyakit malaria. Malaria disebabkan oleh parasit jenis plasmodium, parasit ini masuk ke dalam aliran darah manusia melalui gigitan nyamuk anopheles betina.
Malaria memiliki gejala seperti demam tinggi yang disertai dengan rasa lemas. Penyakit ini harus segera ditangani, jika tidak segera mendapatkan penanganan yang tepat malaria dapat berakibat fatal, karena parasit yang masuk ke tubuh akan mengganggu pasokan darah yang dialirkan ke organ vital.
Salah satu cara efektif agar tidak terkena malaria yaitu dengan rutin menyemprotkan obat nyamuk atau menggunakan lotion anti nyamuk dan pakaian tertutup, serta hindari adanya genangan air di dalam rumah.
3. DBD (demam berdarah)
Mirip dengan malaria, penyakit DBD atau demam berdarah juga disebabkan oleh virus yang dibawa gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Demam berdarah merupakan golongan penyakit serius dan mematikan jika tidak segera mendapatkan penanganan intensif.
Gejala awal demam berdarah pada anak-anak dan bayi adalah demam yang disertai dengan ruam pada kulit, sementara gejala pada orang dewasa dapat berupa demam disertai nyeri otot, sakit kepala yang dahsyat, nyeri pada bagian belakang mata, dan gejala lainnya.
Cara untuk mencegah terkena demam berdarah dengue ini mirip seperti pencegahan malaria yaitu dengan menyemprotkan obat nyamuk atau menggunakan lotion anti nyamuk, pakaian tertutup, serta hindari adanya genangan air di dalam rumah dan mendapatkan vaksin DBD.
4. Diare
Lingkungan yang kotor pasca banjir dan bakteri yang terbawa banjir mengontaminasi makanan dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya diare.
Diare memiliki berbagai macam gejala, mulai dari sakit perut ringan disertai dengan buang air besar (BAB) yang tidak terlalu encer, hingga sakit perut yang hebat disertai dengan intensitas BAB yang cukup sering dan disertai dengan keluarnya lendir dan darah.
Banyak yang menganggap remeh penyakit ini, tetapi kenyataannya penyakit ini tidak boleh dianggap remeh. Sebab, menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), setidaknya setiap tahun ada sekitar 2 juta anak di bawah usia 5 tahun di dunia yang meninggal akibat diare. Sebanyak 8,5 persen dari angka tersebut merupakan anak yang berasal dari negara asia tenggara, termasuk indonesia.
Cara mencegah agar tidak terkena diare yaitu dengan cara mencuci tangan hingga bersih sebelum makan, olah makanan hingga matang dan berikan vaksin Rotavirus kepada anak anak.
5. ISPA (infeksi saluran pernapasan akut)
ISPA atau infeksi saluran pernapasan akut adalah infeksi yang menyerang saluran pernapasan (hidung, tenggorokan, dan paru-paru).
Penyakit ISPA memiliki gejala yang mirip dengan flu pada umumnya yaitu batuk dan demam yang disertai sesak napas. ISPA terbilang mudah menularkan, karena ISPA dapat ditularkan melalui air liur, darah dan udara
Cara mencegah agar tidak terkena ISPA yaitu bisa dengan menjaga kebersihan seperti rutin mencuci tangan, hindari menyentuh wajah, mendapatkan vaksinasi dan hindari keramaian.
6. Demam tifoid (tipes)
Tipes atau demam tifoid (typhoid) adalah infeksi di saluran usus halus yang disebabkan oleh bakteri salmonella dalam kotoran hewan yang mengkontaminasi melalui makanan dan air. Demam tifoid ini memiliki gejala berupa sakit kepala, mual, demam, diare serta hilangnya nafsu makan.
Cara yang bisa kalian lakukan agar tidak terkena tipes yaitu dengan menghindari kontak langsung dengan penderita tipes aktif, lakukan imunisasi, dan gunakan masker wajah untuk melindungi diri dari kemungkinan terkena droplet langsung. Kalau anda sudah terkena dan memiliki gejala demam tifoid segeralah bertemu dengan tenaga medis profesional.
7. Leptospirosis
Leptospirosis adalah infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri leptospira yang ditularkan melalui hewan. Bakteri akan memasuki tubuh melalui kulit, luka yang terbuka dan memar atau melalui mata yang bersentuhan dengan air yang mengandung bakteri leptospira.
Penyakit ini memiliki gejala seperti sakit kepala, nyeri otot, demam, serta pendarahan di paru-paru. Jika tidak segera mendapatkan penanganan profesional leptospirosis dapat menyebabkan meningitis atau radang selaput otak dan sumsum tulang belakang, kerusakan ginjal, gangguan pernapasan, bahkan hingga kematian.
Cara untuk mencegah terkena leptospirosis dikala banjir yaitu bisa dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan, terapkan kehidupan yang sehat, dan desinfektan rumah, kantor, dan daerah daerah yang terkena banjir serta lakukan pembasmian tikus.
8. Kolera
Kolera merupakan penyakit yang mirip dengan diare, penyakit ini disebabkan oleh bakteri vibrio cholerae yang menyerang usus besar manusia, sehingga menjadi terinfeksi. Yang membedakan kolera dengan diare adalah kolera disertai dengan muntah muntah sedangkan diare tidak.
Kolera memiliki gejala seperti tingginya intensitas buang air besar (BAB), muntah-muntah, dehidrasi dan kram perut. Kolera bisa berakibat fatal jika penderita dengan sangat cepat mengeluarkan cairan yang membuatnya dehidrasi dan shock.
Diperkirakan lebih dari 100.000 kasus dan kematian terjadi setiap tahunnya di seluruh dunia. Cara agar kita tidak terkena kolera disaat banjir yaitu dengan cara menjaga kebersihan diri dan lingkungan, hindari makan makanan mentah (laut dan daging) dan cuci tangan dengan rutin.
Demikian penyakit yang muncul akibat banjir. Anda harus tetap waspada dan menjaga kebersihan serta kesehatan diri. Jika sudah memiliki gejala, segera dapatkan penanganan medis profesional agar tidak menimbulkan akibat yang terlalu fatal.
Editor: Muhammad Sukardi