Enesis Group bersama Pemkot Malang Luncurkan Program Berantas Nyamuk, Keluarga Sehat dan Bebas DBD

Melalui program ini, Enesis Group berusaha untuk memberdayakan 220 kader Jumantik dari 22 kelurahan, untuk melakukan edukasi door-to-door kepada lebih dari 47.520 warga.
Edukasi berfokus pada Gerakan 3M+, yaitu Menguras, Menutup, Mendaur Ulang, dan Plus: mengoleskan lotion anti nyamuk Soffell untuk mencegah gigitan nyamuk pembawa virus DBD, Chikungunya, Filariasis, dan Malaria.
CEO Enesis Group Aryo Widiwardhono menjelaskan bahwa kehadiran Enesis Group bukan hanya sebagai produsen, tetapi juga sebagai agen perubahan sosial.
“Kami tidak hanya hadir dengan produk, tetapi juga membawa misi. Enesis Group dibangun dari nilai bahwa bisnis harus membantu orang keluar dari kesusahan. Soffell sebagai lotion anti nyamuk hanyalah satu alat, tapi edukasi dan perubahan perilaku adalah tujuannya. Ini bukan soal bisnis, ini soal kemanusiaan,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua TP PKK Provinsi Jawa Timur Arumi Bachsin yang juga turut hadir dalam acara ini, menyampaikan apresiasi mendalamnya terhadap pendekatan keluarga-sentris yang diusung program ini.
Menurutnya, kegiatan ini bukan sekadar seremoni, tetapi langkah nyata kolaboratif antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat dalam melawan ancaman Demam Berdarah Dengue (DBD), dengan peran penting keluarga sebagai benteng pertama dan kader Jumantik sebagai ujung tombak di lapangan.
“Saya mengapresiasi Enesis Group yang telah memilih Kota Malang sebagai salah satu dari enam kota prioritas dalam program CSR "Gerakan Berantas Nyamuk bersama 3M Plus Mengoles, Keluarga Sehat dan Bebas DBD", yang menyasar lebih dari 47 ribu warga melalui edukasi, pelatihan, serta survei langsung,” tuturnya.
Arumi menilai positif program ini karena disertai dengan monitoring dan evaluasi, termasuk demonstrasi efektivitas lotion anti nyamuk menggunakan nyamuk dari peternakan steril milik Enesis Group sebagai bagian dari kontrol kualitas.
“Dengan semangat gotong royong dan keterlibatan semua pihak, saya berharap program ini menjadi awal perubahan besar menuju Kota Malang yang lebih sehat dan bebas dari DBD,” katanya.