Exclusive Pumping, Solusi Pejuang ASI yang Tak Bisa DBF
Jika hal itu tidak tercapai, biasanya akan memicu terjadinya clog, benjolan, milk blister, hingga ASI bercampur darah. Kendati demikian, pengalaman tersebut justru membuat Stefani menjadi lebih aware memilih alat pompa ASI yang benar-benar cocok untuk dirinya.
"Memilih alat pumping bukan soal kenyamanan saja, melainkan soal kesehatan payudara dan juga konsistensi. Ini karena kami tidak punya stimulasi bayi yang ngenyot langsung. Jadi hanya mengandalkan pompa. Capek atau di mana pun, pumping tetap harus jalan," ujarnya.
Berkat kedisiplinannya, Stefani pun mampu bertahan hingga dua tahun menjalani exclusive pumping. Hal tersebut juga tidak terlepas dari kegigihannya dalam mencari pengetahuan tentang ukuran flange, kebersihan sparepart, jadwal pumping, hingga pola makan yang mendukung produksi ASI.
Menariknya, Stefani yang dulu takut memakai pompa handsfree kini justru menjadi saksi kemajuan teknologi.
"Semakin ke sini pompa handsfree semakin canggih. Saya bisa buktikan, pakai handsfree pun bisa pumping hampir dua tahun," katanya sekaligus menepis stigma lama bahwa handsfree tidak dapat mengosongkan maksimal.
Namun apakah kandungan nutrisi ASI pumping dengan menyusui secara langsung berbeda? Simak beritanya sampai selesai.