Gagal Ginjal Bisa Cuci Darah di Puskesmas dan Klinik, Kemenkes: Kita Sudah Punya X-Ray dan Dialyzer
Berdasarkan data Indonesia Renal Registry, tren peningkatan kasus penyakit ginjal kronis pada 2022 mencapai 63.489 pasien aktif menjalani hemodialisis dan ada 158.929 pasien terdeteksi dengan penyakit gagal ginjal kronik.
Selain penyediaan obat-obatan untuk terapi penyakit ginjal, diperlukan upaya khusus untuk mendorong ketersediaan alat kesehatan bagi hemodialisis, termasuk dialyzer. Dialyzer merupakan bahan habis pakai (consumables), penting dalam tindakan hemodialisis atau cuci darah (prosedur untuk pasien yang mengalami penurunan fungsi ginjal secara drastis).
Direktur Utama BPJS Kesehatan, Prof Ali Ghufron Mukti mengatakan, BPJS tahun lalu ada tanggungan tambahan biaya di rumah sakit sebesar Rp45 triliun. Salah satunya dari penyakit gagal ginjal. "Gagal ginjal ini masuk 10 besar dengan biaya paling besar. Apalagi saat ini orang yang terkena gagal ginjal kronik makin banyak, masih muda sudah kena gagal ginjal, karena pola makan, gaya hidup dan lainnya," kata Prof Ali Ghufron.
Prof Ali Ghufron menambahkan, di Indonesia, saat ini rumah sakit dan klinik yang bekerja sama dengan BPJS ada sekitar 1.052. Rumah sakit dan klinik ini melayani cuci darah. Maka itu, dengan adanya alat cuci darah ini bisa membantu pasien gagal ginjal untuk cuci darah di puskesmas dan klinik," katanya.
Tidak hanya cuci darah, penyakit TBC di Indonesia juga masih tinggi. Bahkan, lanjut Prof Ali Ghufron, mobile X-ray bisa bantu mendeteksi TBC. Penyakit TBC di Indonesia termasuk tertinggi nomor dua di dunia. Artinya pasien TBC lebih banyak di Indonesia, orang yang meninggal karena TBC lebih banyak daripada Covid-19.
Ya, selain dialyzer, ada juga X-ray. Dua alat ini merupakan inovasi dari PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) melalui PT Forsta Kalmedic Global yang berkomitmen menyediakan inovasi produk dan alat kesehatan (alkes) berkualitas tinggi. Tindakan ini merupakan salah satu bentuk dukungan terhadap program pemerintah terkait ketahanan kesehatan nasional demi mendorong kemandirian industri kesehatan dalam negeri.
"Kalbe percaya melalui penyediaan alat kesehatan produksi Mobile X-ray dan Dialyzer yang diproduksi di dalam negeri, merupakan bagian dari komitmen kami untuk meningkatkan akses kesehatan bagi masyarakat. Kami mendukung program pemerintah di bidang kemandirian kesehatan, termasuk yang ada dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN), industri alat kesehatan menjadi sektor prioritas,” ujar Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk, Irawati Setiady.
Editor: Vien Dimyati