Hari Donor Darah Sedunia Diperingati 14 Juni, Begini Sejarahnya
Hari Donor Darah Sedunia merupakan salah satu dari 11 kampanye kesehatan publik global resmi yang dilakukan oleh WHO. Pemilihan 14 Juni didasarkan pada hari kelahiran Karl Landsteiner, penerima Nobel karena penemuannya akan sistem penggolongan darah A, B, O dan AB. Dia juga dijuluki sebagai bapak transfusi.
Berkat penemuan ilmuwan kelahiran 14 Juni 1868 itu, orang-orang kini dapat melakukan transfusi darah dengan aman dan tidak sembarangan.
Pada 1937, Landsteiner bersama Alexander S. Wiener menemukan faktor resus dalam darah, yang memungkinkan dilakukannya transfusi darah yang aman dan tidak membahayakan pasien.
Peringatan Hari Donor Darah Sedunia juga menjadi pengingat masih terdapat kebutuhan akan kantong-kantong darah di Indonesia.
Menurut data Kementerian Kesehatan pada 2017, produksi darah dan komponennya mencapai 4,1 juta kantong dari 3,4 juta donasi per tahun. Ini masih di bawah standar WHO untuk memastikan terdapat 5,1 juta kantong darah per tahun atau sekitar 2 persen dari penduduk Indonesia.