Hari Gizi Nasional, Stunting Masih Jadi Masalah Utama Pemerintah
JAKARTA, iNews.id – Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan menekankan pentingnya mencegah angka stunting di Hari Gizi Nasional 2018 yang diperingati hari ini 25 Januari 2018.
Berdasarkan data Pemantauan Status Gizi (PSG), pada 2016 angka bayi atau balita bertubuh pendek atau disebut stunting tercatat mencapai 27 persen. Angka tersebut turun dibandingkan tahun 2015 mencapai 29 persen.
Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono mengatakan, perbaikan gizi termasuk mencegah stunting merupakan prioritas pembangunan kesehatan. Hal itu telah dimasukkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019.
Pasalnya stunting merupakan ukuran rendahnya kualitas sumber daya manusia yang dampaknya dapat mengalami penurunan kemampuan produktivitas bangsa.
“Untuk menurunkan angka stunting pada anak perlu dilakukan di 1.000 hari pertama kehidupan (HPK)," kata Anung saat memperingati Hari Gizi, di Kementerian Kesehatan, Jakarta, Kamis (25/1/2018).
Menurutnya, masalah stunting disebabkan karena rendahnya kesadaran ibu terhadap gizi anak. Seorang ibu terkadang tidak menyadari jika asupan gizi anak yang tidak tercukupi dengan baik dapat menyebabkan stunting dini pada balita.
"Kecuali bila postur tubuh sudah tampak sangat kurus, barulah sadar bahwa ada masalah,” kata dia.
Sebab itu, ia mengajak kepada masyarakat untuk mulai sadar tentang pentingnya pengetahuan gizi dan perilaku kesehatan yang tepat bagi anak.
Hal itu dapat dibuktikan dari data PSG yang menyebutkan bahwa kurang dari 89,1 persen perempuan hamil yang mendapatkan tablet tambah darah saat hamil.
Tidak hanya itu saja, persentase pemberian Air Susu Ibu ekslusif pada bayi di bawah dua tahun masih rendah. “Hanya 54 persen yang menerima ASI eksklusif,” ungkap dia.
Editor: Nanang Wijayanto