Hati-Hati, 2 Penyakit Ini Tak Ada Obatnya
JAKARTA, iNews.id - Penyakit campak dan rubella bukanlah penyakit yang dapat disembuhkan. Untuk itu, kita hanya bisa mencegah penularannya lewat pemberian vaksin atau imunisasi.
Namun, tak semua orang boleh mendapatkan vaksin tersebut. Menurut Guru Besar Dokter Spesialis Anak Profesor Iwan Gardono Sujadmiko Ph.D, ibu hamil tak boleh diberi imunisasi.
"Ibu hamil tidak boleh diimunisasi. Kalau sebelum hamil boleh. Vaksin boleh (diberi ke ibu hamil), tapi hanya bisa diberi vaksin Tetanus Toxoid (TT) agar bayi tidak tetanus. Bayi akan rentan terkena tetanus pada satu minggu sampai satu bulan setelah lahir," katanya ketika ditemui di Jakarta, Selasa (31/7/2018).
Selain itu, dia menganjurkan kepada seluruh orangtua untuk melakukan imunisasi pada anak. Namun bagi anak yang sedang sakit, dianjurkan untuk menunda imunisasi dan dilakukan setelah sang buah hati sehat.
"Ada reaksi. Paling reaksi lokal seperti merah di lokasi suntik itu biasa saja, kadang gatal. Anaknya batuk, pilek, dan demam kalau itu ditunda," katanya.
Vaksin yang diberikan pemerintah ada dua, yakni campak dan rubella. Keduanya memiliki tujuan tersendiri, vaksin campak dilakukan agar tak ada penularan dari anak ke anak lain. Sedangkan vaksin rubella diberikan pada anak supaya ibu hamil tak akan terkena penyakit ini.
"Karena itu, tidak memandang laki-laki maupun perempuan yang diberi imunisasi. Kalau ada yang bilang anaknya sehat tanpa imuniasi, sebenarnya anak tetangganya yang sudah diberi imunisasi membentengi anaknya agar tak terkena penyakit (campak). Rubella jangan sampai menyebar ke ibu hamil," kata Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono di lokasi yang sama.
Dari data yang ada, sebanyak 90 persen orang yang belum kebal terhadap campak dapat tertular penyakit ini. Rubella juga tergolong penyakit menular, tapi efek paling berbahaya adalah dapat membahayakan satu generasi. Jika seorang wanita hamil terserang penyakit rubella, kata dia, dapat menyebabkan keguguran atau kecacatan permanen pada bayi.
Editor: Tuty Ocktaviany