Hati-Hati Orang dengan TBC RO Rentan Kena Gangguan Mental, Ini Penyebabnya
JAKARTA, iNews.id - Tak dipungkiri sampai saat ini orang dengan TBC RO (TBC Resisten Obat) masih mendapat stigma buruk dari masyarakat. Alhasil tidak sedikit dari mereka yang merasa disingkirkan dari lingkungan hingga punya gangguan mental dan berpikir bunuh diri.
Menurut laporan Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, stigma yang masih berkembang terkait pasien TBC RO adalah orang susah. Ini yang membuat mereka enggan pergi berobat dan penyakitnya diketahui tetangga.
Selain itu, stigma lainnya yang melekat pada TBC ataupun TBC RO adalah mereka menderita penyakit memalukan. Stigma berikutnya, batuk berdarah yang menjadi salah satu gejala khas TBC RO dianggap kutukan.
"Misalnya kena TBC RO sampai batuk berdarah, itu sering dianggap sebagai kutukan atau kena guna-guna. Jadi, persepsi ini yang menghambat pasien mengakses pengobatan," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi, beberapa waktu lalu.
Stigma-stigma tersebut yang kemudian membuat orang dengan TBC RO merasa tidak layak mengobati penyakit yang terus menghancurkan tubuhnya dari dalam. Makanya, keluar data penelitian bahwa sebagian orang dengan TBC RO punya pikiran untuk bunuh diri.
Data tersebut dikeluarkan oleh studi yang dikerjakan peneliti dari Stop TB Partnership Indonesia (STPI), bahwa orang dengan TBC RO rentan punya pikiran bunuh diri. Dampak psikis ini nyata di lapangan dan salah satu penyebab utamanya adalah stigma yang diberikan ke pasien.
"TBC RO bukan hanya memberi dampak fisik ke pasien, tapi juga psikis, salah satunya keinginan bunuh diri," terang anggota peneliti STPI Dena Sundari Alief, dalam konferensi pers virtual, Selasa (18/10/2022).
Bukan hanya itu, dampak psikis lainnya yang dialami orang dengan TBC RO adalah merasa depresi dan anxiety, bahkan halusinasi. Menurut Dena, kondisi itu bukan hanya bagian dari efek samping obat yang dikonsumsi dalam jangka panjang, tapi juga efek dari sosial di masyarakat.