Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Covid-19 Varian KP Belum Masuk Indonesia, Kemenkes Tetap Imbau Warga Jalani Perilaku Hidup Sehat 
Advertisement . Scroll to see content

Heboh Wabah Pneumonia Misterius, Kemenkes Minta Perketat Pengawasan Perjalanan dari China

Rabu, 29 November 2023 - 16:41:00 WIB
Heboh Wabah Pneumonia Misterius, Kemenkes Minta Perketat Pengawasan Perjalanan dari China
Publik belakangan dihebohkan dengan kemunculan wabah pneumonia ‘misterius’ yang terjadi di China. (Foto: Ilustrasi)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Publik belakangan dihebohkan dengan kemunculan wabah pneumonia ‘misterius’ yang terjadi di China. Penyakit tersebut menyerang anak-anak di negara tersebut.

Selain China, baru-baru ini, Belanda juga melaporkan kasus yang sama. Menurut Institut Penelitian Layanan Kesehatan Belanda (NIVEL) yaitu sebuah lembaga penelitian di Utrecht, sekitar 25 mil selatan Amsterdam, melaporkan bahwa 80 dari setiap 100 ribu anak berusia antara lima dan 14 tahun menderita pneumonia pada minggu lalu.

Bagaimana dengan Indonesia?

Terkait kabar ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI angkat bicara. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, dr Imran Pambudi menjelaskan sejauh ini belum diketahui secara pasti apa penyebab dari kasus pneumonia itu.

Namun, menurut dia, kasus tersebut mengalami peningkatan sebesar 40 persen yang diakibatkan mycoplasma pneumoniae, salah satu penyakit umum dari sebuah infeksi pada bagian pernapasan sebelum terjadinya Covid-19.

“Meskipun kita tidak melakukan travel banned, tetapi kami meminta teman-teman Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) untuk bisa berkoordinasi dengan maskapai, apabila menemukan penumpang yang memiliki gejala-gejala influenza,” kata dr Imran, dikutip dalam Konferensi Pers tentang Kewaspadaan terhadap Kejadian Mycoplasma Pneumonia di Indonesia, Rabu (29/11/2023).

Tidak sampai di situ, lewat surat edaran yang belum lama ini juga dikeluarkan oleh Kemenkes, pemerintah juga meminta untuk KKP bisa melakukan pemantauan perkembangan kasus kepada negara-negara khususnya yang terjangkit di tingkat global.

Pengawasan itu dilakukan kepada orang (awak, personel, dan penumpang), alat angkut, barang bawaan, lingkungan, vektor, binatang pembawa penyakit di pelabuhan, bandar udara, dan pos lintas batas negara juga dilakukan, terutama pada negara yang terjangkit.

“Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) baik itu rumah sakit, klinik, puskesmas, meminta agar mereka juga bersiap-siap melakukan penanganan akibat keluhan mycoplasma pneumonia jika diperlukan,” ujar dia.

Editor: Siska Permata Sari

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut