Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : MNC Peduli Gelar Donor Darah dan Galang Dana untuk Korban Bencana Sumatera
Advertisement . Scroll to see content

Industri Farmasi Dukung Riset Bahan Baku Obat hingga Tingkatkan Layanan Kesehatan 

Jumat, 07 Oktober 2022 - 00:02:00 WIB
Industri Farmasi Dukung Riset Bahan Baku Obat hingga Tingkatkan Layanan Kesehatan 
Industri farmasi dukung riset bahan baku obat dalam negeri (Foto: Sophos News)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Industri farmasi di Tanah Air mendukung riset bahan baku obat untuk kemandirian kesehatan dalam negeri. Ada banyak yang bisa dilakukan, mulai dari mendukung riset membuat bahan baku obat (BBO) hingga meningkatkan layanan kesehatan.

Salah satunya, PT Kimia Farma Tbk sebagai anggota dari Holding BUMN farmasi di Indonesia mendukung program kemandirian farmasi dan alat kesehatan dari pemerintah. Hal ini sesuai dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan.

Direktur Utama Kimia Farma, David Utama mengatakan, tujuan utama mendorong produksi BBO dalam negeri adalah untuk ketahanan nasional kemandirian Indonesia dalam industri farmasi dari hulu ke hilir, bukan dari segi komersil.

Kimia Farma melakukan dukungan melalui pengembangan riset dan produksi Bahan Baku Obat dalam negeri bersama PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia (KFSP) selaku anak usaha.

"Kami ingin meningkatkan kapabilitas riset pengembangan dan teknologi BBO, sehingga dapat menghasilkan BBO yang memenuhi standar kualitas nasional dan internasional," kata David.

Bahkan, sampai dengan hari ini PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia sudah memilki sertifikat cara pembuatan bahan baku aktif obat yang baik dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). 

"Pengembangan bahan baku obat dilakukan sesuai dengan program pemerintah dan prioritas kebutuhan nasional. Sampai tahun 2022 telah berhasil memproduksi 12 item bahan baku obat yang telah memiliki sertifikat GMP dari Badan POM sehingga siap untuk digunakan oleh seluruh industri farmasi dalam negeri," kata David.

Adapun riset tersebut adalah tiga bahan baku obat anti-kolesterol yaitu simvastatin, atorvastatin dan rosuvastatin. Satu bahan baku obat anti-platelet untuk obat jantung Clopidogrel.

Dua bahan baku obat anti-virus entecavir dan remdesivir, empat bahan baku anti-retroviral (ARV) untuk HIV AIDS seperti tenofovir, lamivudin, zidovudin dan
efavirenz.

Selain itu, ada bahan baku obat untuk diare attapulgite, dan terakhir satu bahan baku untuk antiseptic serta desinfectan yaitu iodium povidon.

Adapun bahan baku obat tersebut telah memeroleh sertifikat Halal Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk mendukung implementasi UU 33/2014 Tahun 2019 tentang Jaminan Produk Halal.

"Seluruh upaya ini merupakan dukungan untuk program pemerintah sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian No 16 Tahun 2020 yang menjelaskan mengenai nilai bobot untuk komponen bahan baku obat sebesar 50 persen," ujarnya.

Sementara itu, dari sisi layanan kesehatan Kimia Farma terus mengembangkan layanan preventif. Dengan demikian, masyarakat dapat teredukasi. 

"Jadi kami bisa melakukan layanan preventif agar orang tidak harus ke rumah sakit. Tapi jika pasien tersebut sakit tentunya harus ke rumah sakit," ujar David.

Apalagi saat ini, layanan health care dari BPJS sudah bisa diakses oleh seluruh masyarakat.

Editor: Vien Dimyati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut