Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kak Seto Dibully Netizen gegara Terlalu Lincah, Responsnya Menenangkan!
Advertisement . Scroll to see content

Jangan Anggap Remeh, Perundungan Online Sebabkan Gangguan Kesehatan Mental Anak 

Minggu, 19 Maret 2023 - 17:55:00 WIB
Jangan Anggap Remeh, Perundungan Online Sebabkan Gangguan Kesehatan Mental Anak 
The Glory drama Korea yang mengisahkan tentang perundungan berdampak pada kesehatan mental. (foto: istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id – Drama Korea The Glory yang diperankan oleh Song Hye-kyo kini tengah viral di dunia maya. Mengangkat kisah nyata tentang seorang anak yang mendapat perundungan semasa SMA, The Glory menyajikan betapa suramnya masa depan korban bullying. 

Tak hanya di sekolah, di era kemajuan teknologi perundungan justru bisa dilakukan secara online. Hampir sama dengan perundungan yang dilakukan langsung, perundungan online juga memiliki dampak buruk pada kesehatan mental anak. 

Berdasarkan kajian tentang eksploitasi, kekerasan seksual dan perundungan online di Indonesia yang diluncurkan Childfund International di Indonesia (CFI) pada Desember 2022, terungkap bahwa eksploitasi seksual komersial anak (ESKA) secara daring telah berkembang menjadi berbagai bentuk. Tidak hanya dalam bentuk produksi, kepemilikan, dan distribusi materi pelecehan dan eksploitasi seksual anak secara daring, tetapi telah diperluas menjadi live streaming pelecehan seksual anak, online grooming serta pemerasan dan pemaksaan seksual.

CFI menemukan ESKA dapat menjadi masalah yang kompleks, dan anak-anak mungkin mengalami banyak eksploitasi dalam satu rangkaian kejahatan. Kajian menunjukkan bahwa teknologi dapat digunakan untuk memperluas kekerasan di kehidupan nyata. 

Ditemukan fakta bahwa sebanyak 5 dari 10 anak usia 13-24 tahun menjadi pelaku perundungan online, sementara 6 dari 10 orang muda menjadi korban. Dalam rentang usia 13-24 tahun, anak berusia 13-15 tahunlah yang memiliki kerentanan tertinggi menjadi korban perundungan (64,5 persen).  

“Anak laki-laki dan perempuan memiliki risiko yang sama menjadi pelaku atau korban perundungan online. Namun, anak laki-laki memiliki kemungkinan tinggi menjadi pelaku, sementara anak perempuan menjadi korban.  Sementara itu, siswa SMA lebih mungkin menjadi pelaku dan korban perundungan online dibanding siswa SMP ataupun mahasiswa perguruan tinggi,” kata Spesialis Perlindungan Anak dan Advokasi ChildFund International di Indonesia Reny Haning, di Jakarta belum lama ini. 

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut