Jangan Anggap Sepele, 3 Masalah Gizi Ini Intai Remaja Indonesia
JAKARTA, iNews.id - Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami triple burden of malnutrition. Di antaranya kelebihan gizi, kekurangan gizi dan defisiensi mikronutrien, yang ketiganya turut dialami oleh generasi muda atau remaja.
Direktur Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan, Dr RR Dhian Probhoyekti Dipo, mengungkapkan satu dari empat remaja mengalami stunting. Kemudian satu dari tujuh remaja mengalami kelebihan berat badan.
Selain stunting dan kelebihan berat badan atau obesitas, masalah gizi lainnya yang dihadapi remaja Indonesia adalah anemia. Ini merupakan bentuk defisiensi mikronutrien.
“Dua sampai tiga dari 10 remaja kita, itu menderita anemia,” tutur Dhian dalam acara ‘Remaja Bebas Anemia dan Stunting Kunci Masa Depan’ yang digelar virtual pada Jumat (22/1/2021).
Mengutip dari data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, ada 26 persen kelompok masyarakat usia 5-14 tahun yang mengalami anemia. Kemudian ada 32 persen lainnya di kelompok masyarakat usia 15-24 tahun yang mengalami anemia.
Tiga masalah gizi tersebut ditengarai terjadi karena berbagai faktor. Salah satunya adalah faktor gizi, di mana masih rendahnya angka remaja yang rajin mengonsumsi sayuran dan buah-buahan.
“Gaya hidup berisiko pada remaja kita masih mengkhawatirkan. Misalnya, hanya ada satu persen yang mengonsumsi sayur dan buah, sedangkan 97 persennya tidak atau kurang mengonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan,” katanya.
Kemudian, kebiasaan mengonsumsi sarapan sehat pada remaja juga masih tergolong rendah. Dilihat dari data Riskesdas, sebanyak 65 persen remaja tidak sarapan. Kemudian dari 65 persen itu, 90,2 persennya sarapan dengan mutu yang rendah.
Selain itu, dia juga menyoroti kecenderungan remaja mengonsumsi makanan-makanan tidak sehat, seperti makanan cepat saji, makanan yang terlalu manis, asin, dan berpenyedap. Kecenderungan ini juga ditambah dengan kurangnya aktivitas fisik yang dilakukan remaja.
Editor: Tuty Ocktaviany