Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Cara Deteksi Osteoporosis di Usia Muda, Lengkap dengan Pencegahannya
Advertisement . Scroll to see content

Jangan Sepelekan Gangguan Tulang Belakang, Kenali Cara Penyembuhannya!

Minggu, 15 Oktober 2023 - 01:05:00 WIB
Jangan Sepelekan Gangguan Tulang Belakang, Kenali Cara Penyembuhannya!
Mengenal gangguan tulang belakang (Foto: Ist)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Ada banyak gangguan tulang belakang yang masih disepelekan. Padahal, gangguan tulang belakang jika dibiarkan akibatnya bisa fatal.

Berbicara terkait tulang belakang, tepat pada 16 Oktober, dirayakan sebagai 'Hari Tulang Belakang Sedunia', yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO). Adapun perayaan ini diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran dan pencegahan gangguan tulang belakang, yang menjadi kondisi kronis bagi masyarakat modern.

Seiring dengan berlanjutnya penuaan populasi, penting untuk memahami gangguan tulang belakang. Salah satunya adalah Hernia Nukleus Pulposus (HNP) atau yang biasa dikenal dengan saraf kejepit. Gangguan ini merupakan salah satu indikasi paling umum untuk operasi tulang belakang di seluruh dunia. 

Lantas, apa itu saraf kejepit dan cara pengobatannya? Berikut ulasannya dirangkum pada Sabtu (14/10/2023).

Mengenal Saraf Kejepit 

Diperkirakan, prevalensi penderita HNP di dunia mencapai 1-3 persen dari total populasi dengan insiden tertinggi terjadi pada rentang usia 30 hingga 50 tahun. Selain itu, HNP memiliki rasio perbandingan lebih besar pada pria dibandingkan wanita, yaitu 2:1.

Pada tahap awal HNP pengobatan dimulai dengan pendekatan konservatif yang membatasi pergerakan dan memastikan stabilitas. Hal ini diikuti dengan perawatan obat, termasuk obat penghilang rasa sakit anti-inflamasi atau pelemas otot, dilengkapi dengan penggunaan alat bantu dan terapi fisik. Jika tindakan ini tidak meringankan gejala dan kelemahan otot atau kerusakan tulang belakang terus berlanjut, diperlukan prosedur yang lebih invasif seperti operasi fusi tulang belakang.

Operasi Fusi Tulang Belakang 

Operasi fusi tulang belakang melibatkan pengangkatan cakram yang rusak (cakram intervertebralis) dan pencangkokan tulang autologus atau bahan cangkok tulang di antara tulang belakang untuk menghubungkannya. Keuntungan dari prosedur ini adalah dapat menghilangkan lesi secara langsung dan akurat, hanya mengobati penyebab nyeri secara selektif, dan yang terpenting, mencegah terulangnya kembali.

Setelah cakram dikeluarkan, prostetik buatan yang disebut sangkar dimasukkan pada tempatnya untuk menggantikan tinggi dan sudut cakram. Di dalam lubang tengah sangkar, diisi tulang sendiri (autograft) atau bahan tulang dari donor, yaitu allograft, atau pengganti tulang sintetis, untuk memfiksasi dan menyatukan tulang di atas dan di bawah. Selain itu, sekrup digunakan secara eksternal pada tulang di atas dan di bawah untuk fiksasi lebih lanjut.

Dibandingkan dengan transplantasi autograft, cangkok tulang allograft memiliki potensi penundaan fusi tulang dan terdapat tantangan dalam penyediaan cangkok. Akibatnya, tulang sintetis dan agen biologis telah dikembangkan sebagai alternatif. Diantaranya, pengganti tulang berbahan dasar keramik banyak digunakan.

Profesor Shin Dong-A dari Departemen Bedah Saraf di Pusat Medis Universitas Yonsei menjelaskan, penggunaan autograft adalah pilihan terbaik saat melakukan operasi fusi tulang belakang, namun terdapat risiko infeksi dan nyeri selama proses pengambilan.

"Untuk alasan tersebut, allograft juga digunakan namun kemampuan pembentukan tulangnya lebih rendah dibandingkan autograft, yang menyebabkan potensi keterlambatan pengobatan dan ketidaknyamanan dalam kehidupan pasien sehari-hari," kata Profesor Shin Dong- melalui keterangannya belum lama ini.

Dia menambahkan maka itu, pengganti tulang sintetis, yang menghilangkan kebutuhan akan pengambilan tulang dan dapat memperpendek periode pembentukan tulang, muncul sebagai alternatif.

Penyembuhan 

Perangkat medis biointegrasi domestik pertama dari CGBio, Novosis, adalah pengganti tulang yang mengandung protein pembentuk tulang 'rhBMP-2' pada pembawa Hidroksiapatit (HA). Karena tulang yang rusak membutuhkan waktu beberapa bulan untuk pulih, protein pembentuk tulang harus dilepaskan secara bertahap dan terus menerus selama periode ini. Hidroksiapatit memastikan pelepasan protein pembentuk tulang secara perlahan, sehingga secara signifikan mengurangi risiko pertumbuhan tulang yang tidak diinginkan akibat pelepasan protein berlebihan secara tiba-tiba.

Profesor Shin Dong-A mengatakan, untuk pembentukan dan penyembuhan tulang yang efektif, tiga elemen inti yaitu Osteoinduksi, Osteokonduksi, dan Osteogenesis sangat penting. Pengganti tulang yang ideal tidak hanya harus melekat dengan baik tetapi juga tidak memiliki risiko penolakan atau infeksi setelah transplantasi. 

"Selain itu, secara bertahap harus digantikan oleh tulang yang baru terbentuk dan menyatu dengan baik dengan tulang inang dalam proses fusi. Memilih produk yang khusus menginduksi pembentukan tulang sangatlah penting dari sudut pandang prognosis pasien," kata Prof Shin Dong-A.

Editor: Vien Dimyati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut