Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Alami Menstruasi Terlalu Dini? Disarankan Rutin Deteksi Dini Kanker Payudara
Advertisement . Scroll to see content

Jangan Sepelekan! Kenali Gejala Infeksi Bakteri Pemakan Daging yang Mewabah di Jepang

Senin, 24 Juni 2024 - 20:32:00 WIB
Jangan Sepelekan! Kenali Gejala Infeksi Bakteri Pemakan Daging yang Mewabah di Jepang
Jangan Sepelekan! Kenali Gejala Infeksi Bakteri Pemakan Daging yang Mewabah di Jepang (Foto: Medically Speaking)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Wabah infeksi bakteri pemakan daging atau Streptococcus pyogenes saat ini tengah merebak di seluruh wilayah Jepang. Kasusnya per 2 Juni telah mencapai 997, dengan 77 orang meninggal dunia.

Penyebab melonjaknya kasus ini masih terus diselidiki para ahli. Namun, dugaan terkuat mengarah pada kondisi pembatasan di kala pandemi Covid-19. Ada juga hipotesis menyatakan, berbagai infeksi meningkat di era pasca-pandemi Covid-19.

Ya, setelah pandemi berlalu, dilakukan pelonggaran dan kondisi itu diduga menjadi salah satu penyebab infeksi meningkat, termasuk penyakit dari bakteri streptokokus. "Sekarang banyak orang mengidap infeksi pernapasan. Pada kelompok penyakit streptokokus grup A (GAS), kasusnya memperlihatkan tren kenaikan di banyak negara, tak hanya di Jepang," kata Profesor Penyakit Menular Prof William Schaffner, dikutip dari Healthline, Senin (24/6/2024).

Nah, supaya meningkatkan kehati-hatian, jika Anda atau orang terdekat sakit tenggorokan, ada baiknya segera mendapat pertolongan dokter. Lebih lanjut, untuk kewaspadaan, berikut ini beberapa gejala atau tanda seseorang yang berpotensi sakit STSS selain keluhan radang tenggorokan:

1. Denyut jantung cepat
2. Perubahan mental atau kesulitan berpikir
3. Napas cepat
4. Tidak adanya urin
5. Pendarahan dan memar
6. Mata menjadi kuning
7. Tekanan darah rendah

Jika sudah menunjukkan gejala tersebut, plus radang tenggorokan, maka penanganan serius dokter sangat diperlukan. Pasien umumnya akan diberikan antibiotik klindamisin, disertai obat-obatan lain untuk mengatasi syok, termasuk oksigen, hidrasi intravena, dan obat tekanan darah. "Pada beberapa kasus, dokter akan melakukan pembedahan untuk mengangkat jaringan yang mati akibat infeksi," kata laporan tersebut.

Editor: Vien Dimyati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut